Universitas Oxford/Reuters
Health

Peneliti Oxford Mulai Uji Coba Vaksin Baru untuk Cegah Wabah

Mia Chitra Dinisari
Minggu, 1 Agustus 2021 - 14:33
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Para peneliti di Universitas Oxford meluncurkan uji coba Fase 1 untuk menguji vaksin baru melawan wabah.

Berdasarkan platform vektor virus adenovirus ChAdOx1 yang juga digunakan dalam vaksin coronavirus Oxford yang sukses, empat puluh orang dewasa sehat berusia 18 hingga 55 tahun akan menerima vaksin baru ini untuk menilai efek samping dan menentukan seberapa baik vaksin itu menginduksi antibodi pelindung dan respons sel T.

Profesor Sir Andrew Pollard, Direktur Oxford Vaccine Group, mengatakan pandemi virus corona telah menunjukkan pentingnya vaksin untuk mempertahankan populasi dari ancaman yang disebabkan oleh bakteri dan virus.

"Wabah mengancam dunia dalam beberapa gelombang mengerikan selama ribuan tahun terakhir, dan, bahkan hari ini, wabah terus mengganggu masyarakat. Vaksin baru untuk mencegah wabah penting bagi mereka dan untuk keamanan kesehatan kita.’ ujarnya dilansir dari laman resmi Oxford.

Menurut mereka, contoh wabah yang paling terkenal adalah Black Death tahun 1300-an; bentuk wabah pes ini adalah pandemi global terbesar dalam sejarah dan membunuh ratusan juta orang di seluruh dunia.

Meskipun sebagian besar wabah di dunia telah dihilangkan, kasus terus terjadi setiap tahun di daerah pedesaan Afrika, Asia dan bahkan Amerika.

Ada tiga jenis wabah: pes, pneumonia, dan septikemia. Jika tidak diobati, bentuk bubonic memiliki tingkat kematian 30 persen sampai 60 persen dan bentuk pneumonia hampir selalu berakibat fatal. Baik pes pes maupun pneumonia dapat berkembang menjadi infeksi darah yang mengancam jiwa yang disebut septikemia.

Dari 2010 hingga 2015, ada 3.248 kasus yang dilaporkan secara global, termasuk 584 kematian. Epidemi yang relatif baru di Madagaskar melihat 2.119 kasus yang dicurigai dan 171 kematian dari Agustus 2017 hingga November 2017.

Christine Rollier, Associate Professor of Vaccinology di Oxford Vaccine Group, mengatakan meskipun antibiotik dapat digunakan untuk mengobati wabah, banyak daerah yang mengalami wabah adalah lokasi yang sangat terpencil. Di area seperti itu, vaksin yang efektif dapat menawarkan strategi pencegahan yang berhasil untuk memerangi penyakit ini.

Relawan untuk uji coba akan menerima tindak lanjut ahli selama 12 bulan, sebelum para peneliti mulai mengevaluasi data untuk melaporkan temuan mereka.

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro