Bisnis.com, JAKARTA — Gangguan mata karena Age related macular degeneration (AMD) menjadi penyakit yang sulit disembuhkan namun bisa dicegah, terutama tipe wet AMD.
Risiko pasien alami kebutaan permanen bisa diminimalisir dengan mencegahnya. Saat ini terapi anti-VEGF jadi pengobatan untuk wet AMD.
Dokter Spesialis Mata, dr. Elvioza, SpMX memaparkan terapi tersebut menggunakan injeksi intravitreal yaitu suntikan melalui mata atau anti-VEGF.
"Memang pasti banyak yang berpikir menyeramkan jika mata ditusukan jarum suntik. Tapi jangan khawatir, jarum yang digunakan sangat halus sekali, bahkan lebih kecil dari bulu mata. Pasien tidak akan sakit karena akan di bius terlebih dahulu," ujarnya secara virtual pada Novartis Indonesia: Waspada Wet AMD, Salah Satu Penyebab Kebutaan di Indonesia, Rabu (12/8/2021).
Elvioza memparkan jika anti-VEGF bekerja dengan menghambat pembentukan pembuluh darah pada mata pasien wet AMD.
Anti-VEGF akan mencegah perburukan kondisi wet AMD dan dapat meningkatkan penglihatan pasien wet AMD.
Berbagai jenis anti-VEGF di Indonesia yaitu Ranibizumab (2006), Aflibercept (2011) dan Brolucizumab (2021).
Wet AMD rentan dialami oleh seseorang usia yang meningkat, wanita, merokok, kurang olahraga, diet, genetik dan paparan sinar matahari. Untuk mencegah penyakit mata itu terjadi, maka harus menghindari faktor pemicu lalu rutin melakukan pengecekan mata. Faktor genetik juga bisa jadi penyebab Wet AMD.
Pengecekan kesehatan makula di belakang retina, lalu pengecekan visus pasien.
Pengecekan lebih lanjut, akan dilakukan OCT untuk mengetahui seberapa banyak cairan pada makula. Dan juga dilakukan FA untuk mengetahui kebocoran pada pembuluh darah. Kemudian gunakan Amsler Grid untuk monitoring mandiri pasien wet-AMD.
"Jika tidak memungkinkan periksa ke dokter, bisa lakukan percobaan untuk memastikan sendiri keadaan mata dengan menggunakan Amsler Grid. Itu adalah kertas dengan pola garis-garis. Jika ada garis yang hilang atau kabur dan tidak jelas oleh mata, maka harus segera di periksa lebih serius," tutupnya.