Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas
Entertainment

7 Fakta Film Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas

Aliftya Amarilisya
Jumat, 19 November 2021 - 12:45
Bagikan

5 Fakta Lainnya, Kerja Sama dengan Sineas Luar Negeri

3. Dibintangi aktor dan aktris papan atas

Film ini dibintangi oleh artis peran ternama Indonesia, di antaranya Marthino Lio, Ladya Cheryl, Sal Priadi, Reza Rahadian, Ratu Felisha, Lukman Sardi, Kiki Narendra, Piet Pagau, Djenar Maesa Ayu, dan Christine Hakim.

4. Fokus pada dua karakter utama

Edwin berkata bahwa alur cerita di novelnya cenderung melompat-lompat, sehingga agak membingungkan ketika diadaptasi ke dalam bentuk film. Oleh karena itu, ia pun melakukan beberapa perubahan struktur.

"[Jadi kami melakukan perubahan struktur] Dengan adanya perubahan struktur seperti itu, akhitnya kita bisa fokuskan ke dua karakter utama, yaitu Ajo Kawir dan Iteung sebagai kendaraan utama untuk antarkan emosi dan informasi di film ini," ucapnya, dkutip dari Antara.

5. Berkolaborasi dengan sineas luar negeri

Tak hanya digarap oleh sineas dan aktor dari Tanah Air, Edwin juga menggandeng sinematografer dari Jepang, yakni Akiko Ashizawa serta editor Lee Chatametikool dan departemen suara Akritchaerm Kalayanamitr dari Thailand.

"Kolaborasi dan kerja sama sangat banyak dengan kru dari luar Indonesia. Kami mengupayakan untuk ada kerja sama itu dari awal. Kaitannya juga dengan bagaimana cerita ini bisa dimiliki tidak cuma Indonesia, tapi juga bisa dinikmati seluas mungkin," ucap Edwin.

6. Membawa isu sosial

Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas menyinggung soal toxic masculinity. Djenar Maesa Ayu yang berperan menjadi Rona Merah dalam film ini berharap apa yang dibawa oleh Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas bisa meningkatkan kesadaran akan isu-isu sosial yang ada di masyarakat.

"Ketika memerankan [Rona Merah] langsung, saya merasakan bahwa segala sesuatu, represi, itu bukan hal yang baik dan tidak akan pernah baik. Ini adalah tema yang ingin diusung Eka Kurniawan dari awal dan energi inilah yang diteruskan oleh Edwin," ujar Djenar.

Ia menambahkan, "Baik di naskah [film] dan novelnya ada unsur kekerasan, politik, tapi diceritakan dengan sangat ringan, dan itu luar biasa. Harapan saya sangat besar untuk film ini, bukan hanya untuk awareness, tapi juga penonton bisa datang ke bioskop dan menjadi titik balik kita semua untuk merayakan film-film Indonesia."

7. Raih penghargaan bergengsi

Pada Agustus 2021, film ini berhasil mendapatkan penghargaan Golden Leopard di ajang Locarno International Film Festival. Selama festival, film pun ini diputar selama empat kali dan mendapatkan sambutan yang bagus dari para penikmat film dan kritikus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro