Bisnis.com, SOLO - Sutradara Lee JQ mengatakan bahwa All of Us Are Dead memiliki keunikan tersendiri dibanding film atau serial Korea Selatan bertema zombie yang sudah ada sebelumnya.
"Ada banyak konten zombie. [Tapi] kebanyakan, kita melihat apa yang terjadi pada orang dewasa ketika mereka bertemu virus zombie. [Sedangkan] ini sedikit unik karena terjadi di ruang yang sangat terbatas, yaitu sekolah, dan itu terjadi pada siswa yang belum dewasa," katanya dalam konferensi pers virtual, dikutip pada Jumat (26/1/2022).
Ia pun menambahkan, "[Oleh sebab itu] saya merasa akan sangat menarik untuk melihat pilihan yang dibuat oleh para murid. Dan saya rasa itu bisa membawa makna baru pada genre zombie."
Lebih jauh, guna menambah keunikan, Lee JQ pun menaruh fokus pada gerakan tubuh para zombie. Di sini, para pemain diharuskan berlatih koreografi untuk memerankan zombie.
"[Ada] detail yang berbeda dari koreografi zombie [di serial ini], kami memiliki koreografer dan aktor, keduanya menciptakan sinergi yang luar biasa dalam menghidupkan zombie," kata Lee JQ.
Begitu pula dengan emosi. Lee JQ mengaku cukup detail dalam memikirkan aspek emosional.
"Dalam proses menjadi zombie, biasanya ada ketakutan yang luar biasa. Anda memiliki rasa takut dan putus asa di mana Anda tidak mencoba menyakiti mereka, tetapi mereka mencoba membunuh Anda. Jadi saya pikir aspek emosional akan menjadi sesuatu yang membedakan kami," kata Lee JQ.
Sementara itu, salah satu pemain, Lim Jae Hyeok yang mana juga pecinta film zombie mengatakan bahwa All of Us Are Dead sangat berbeda karena ia memperlihatkan perjuangan para murid melawan zombie dengan menggunakan peralatan seadanya.
"Ketika Anda menonton konten zombie lainnya, [biasanya ada] senjata atau adegan pemusnahan zombie skala besar dengan tentara. Tapi serial kami tidak seperti itu. Ini terjadi di dalam sekolah. Jadi apa yang kita miliki hanya perlengkapan sekolah, [seperti] meja atau kursi," katanya.