Bisnis.com, SOLO - Batuk adalah salah satu gejala yang biasa muncul saat seseorang terinfeksi Covid-19. Namun, dalam kasus Long Covid, kemunculannya juga bisa jadi berkepanjangan meski orang yang bersangkutan telah terkonfirmasi negatif.
Hal tersebut pun diungkapkan oleh Ketua Umum Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional dan Jamu Indonesia (PDPOTJI), Inggrid Tania.
"Batuk bisa menjadi Long Covid," kata dia, dikutip dari Antara pada Rabu (2/3/2022).
Berdasarkan data statistik hasil survei gejala infeksi Omicron, ia mengatakan, tak sedikit orang yang masih merasakan batuk setelah empat pekan--di mana sebagian besar merupakan batuk kering.
Kendati begitu, dia menekankan kalau batuk karena Long Covid tak akan menyebarkan virus Omicron.
"Sudah tidak menularkan. Batuknya karena reaksi peradangan berlebihan yang masih berlanjut," katanya.
Pihaknya lantas menjelaskan, batuk adalah refleks dari sistem pernapasan yang bertujuan mengosongkan jalan napas dari partikel benda asing, mikroba, dan bahan iritan seperti debu hingga infeksi virus.
Untuk mengatasinya, Inggrid pun menyarakankan agar pasien minum air putih yang cukup dan sebisa mungkin yang hangat. Selain itu, jangan merokok dan jauhi iritan yang dapat memperparah batuk.
"Kalau batuk akibat Omicron, hindari lingkungan yang mengandung bahan iritan, misalnya asap rokok, atau kamar isolasi mandiri jangan sampai berdebu," kata dia.