Bisnis.com, JAKARTA - Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus berbicara tentang sub-varian baru dari varian Omicron yang sangat menular dari COVID-19.
“Kasus yang dilaporkan secara global telah meningkat hampir 30 persen selama dua minggu terakhir. Empat dari enam subkawasan WHO mengalami peningkatan kasus pada minggu lalu," katanya dilansir dari Times of India.
Di Eropa dan Amerika, BA.4 dan BA.5 adalah gelombang pendorong. Di negara-negara seperti India, sub-garis keturunan baru BA.2.75 juga telah terdeteksi.
Dengan perubahan musim yang membawa beberapa infeksi virus lainnya, bisa menjadi sulit untuk membedakan gejalanya. Namun, jika Anda mengalami sakit tenggorokan, para ahli percaya durasi gejala Anda dapat mengungkapkan apakah Anda menderita COVID-19 atau tidak.
Tidak ada bukti yang menyatakan bahwa sakit tenggorokan akibat COVID berbeda dengan sakit tenggorokan yang disebabkan oleh flu atau pilek biasa.
Tapi, secara umum, jika Anda menderita sakit tenggorokan karena COVID-19, Anda mungkin mengalami rasa sakit, gatal, rasa tebal di tenggorokan, terutama saat menelan sesuatu. Mungkin ada perasaan kering dan menjengkelkan yang bisa jadi merupakan hasil dari peradangan di bagian belakang tenggorokan Anda.
Sakit tenggorokan akibat COVID bisa menjadi pengalaman yang menyakitkan, tetapi dapat dikurangi dengan pengobatan rumahan tertentu.
Seseorang harus minum banyak air hangat dan tetap terhidrasi. Anda juga bisa mencampurkan sesendok madu untuk meredakan iritasi dan peradangan di tenggorokan.
Berkumur dengan air asin juga dianggap sebagai latihan yang menenangkan. Anda juga bisa melakukannya pada pelega tenggorokan, yang membantu menjaga kelembapan tenggorokan.
Pastikan Anda istirahat yang cukup agar sistem kekebalan tubuh Anda terisi kembali dan dapat memerangi infeksi secara efisien.
Jika pengobatan di rumah gagal, Anda dapat minum obat bebas yang diresepkan oleh dokter Anda untuk mengurangi rasa sakit Anda.
