Virus langya
Health

Gejala Virus Langya, yang Merebak di China

Mia Chitra Dinisari
Kamis, 11 Agustus 2022 - 10:09
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Sebuah virus baru kini sedang merebak di China yang bernama virus Langya.

Sejauh ini virus tersebut telah menginfeksi 35 orang, menurut laporan media pemerintah.

Mengutip sebuah artikel penelitian yang diterbitkan di New England Journal of Medicine (NEJM) oleh para ilmuwan dari China dan Singapura, menyebutkan jenis baru dari Henipavirus yang berasal dari hewan (juga bernama Langya henipavirus, LayV) yang dapat menginfeksi manusia telah ditemukan di Provinsi Shandong, China Timur dan Provinsi Henan, Tiongkok Tengah, dan sejauh ini telah menginfeksi 35 orang di kedua provinsi tersebut.

Artikel penelitian berjudul "A Zoonotic Henipavirus pada Pasien Demam di China" mengatakan, "Dalam laporan ini, para peneliti di China mengidentifikasi henipavirus baru yang terkait dengan penyakit demam pada manusia. Virus ini juga ditemukan pada tikus."

Virus ini juga terkait erat dengan virus Mojiang, virus baru yang ditemukan pada tahun 2012 pada penambang yang bekerja di sebuah tambang di Daerah Otonomi Mojiang Hani di China Selatan.

Henipavirus termasuk dalam famili Paramyxoviridae, ordo Mononegavirales. Genus Henipavirus diwakili oleh tiga spesies virus yang diketahui Hendra virus (HeV), virus Nipah (NiV) dan CedPV (CedPV). Virus RNA RNA negatif beruntai tunggal yang diselimuti ini dianggap sangat virulen.

Henipavirus pertama, virus Hendra (HeV), dan virus Nipah (NiV) adalah zoonosis patogen yang muncul pada pertengahan hingga akhir 1990-an yang menyebabkan wabah penyakit serius pada ternak dan manusia.

Sesuai penelitian yang diterbitkan di NEJM, orang yang terinfeksi memiliki gejala berikut:

  1. Demam
  2. Kelelahan
  3. Batuk
  4. Anoreksia
  5. Mialgia
  6. Mual
  7. Sakit otot

Laporan juga mengatakan bahwa infeksi henipavirus dapat menurunkan jumlah sel darah putih pada pasien yang terinfeksi, dan juga mengurangi fungsi hati dan ginjal.

Angka kematian infeksi manusia bervariasi antara 50 dan 100%, menjadikannya salah satu virus paling mematikan yang diketahui menginfeksi manusia," kata sebuah studi Juli 2022 yang diterbitkan dalam Current Opinion dalam jurnal Virology.

"Penggunaan molekul permukaan sel (ephrin) yang sangat terkonservasi sebagai reseptor masuk dan strategi replikasi dan fusi yang sangat efektif diyakini sebagai karakteristik penting yang bertanggung jawab atas patogenisitasnya yang tinggi," studi tersebut menjelaskan tentang patogenisitas virus.

Sesuai data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), tingkat kematian kasus virus ini diperkirakan mencapai 40% hingga 75%.

Bagaimana cara penularannya?

Sementara studi pendahuluan mengatakan itu ditularkan dari hewan, masih belum jelas bagaimana penularannya antar manusia. Sejauh ini virus telah ditemukan pada tikus, kambing dan anjing.

Namun, sejauh ini tidak ada kasus serius yang muncul. Kasus-kasus Langya henipavirus sejauh ini tidak berakibat fatal atau sangat serius, sehingga tidak perlu panik, Wang Linfa, seorang Profesor di Program Penyakit Menular yang Muncul di Duke-NUS Medical School yang juga merupakan peneliti dalam penelitian tersebut. mengatakan kepada media.

Pusat Pengendalian Penyakit (CDC) Taiwan sejauh ini hanya mengkonfirmasi 35 infeksi, tetapi tidak ada penyakit serius atau kematian.

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro