Bisnis.com, JAKARTA - Dokter spesialis pulmonologi dan pengobatan pernapasan (paru-paru) Erlina Burhan angkat bicara terkait peluang masyarakat dapat melepas masker, khususnya di ruang terbuka.
Menurutnya, opsi lepas masker bisa dilakukan salah satunya saat cakupan atau persentase vaksinasi dosis ketiga atau booster sudah tinggi.
"Kalau cakupan vaksinasi booster sudah tinggi dan penularan atau transmisi dari virus di masyarakat sudah menurun dan terkendali, kemungkinan untuk kita buka masker di ruang terbuka itu ada," ujarnya seperti dikutip dari Antara, Kamis (15/9/2022).
Erlina yang tergabung dalam Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) itu mengingatkan kemungkinan orang dapat melepas masker di ruang terbuka tak dipengaruhi dari seringnya dia mendapatkan suntikan vaksin.
Pernyataan tersebut diungkapkan pasa webinar bertema “Pentingnya Vaksinasi Booster dalam Melindungi Masyarakat dari Akibat Serius Penyakit COVID-19 Termasuk Rawat Inap dan Kematian”, Kamis (15/9/2022).
"Ada kemungkinan kita akan lepas masker? Ada. Tetapi kondisinya bukan karena sering divaksin," imbuhnya.
Data dari Satuan Tugas Penanganan Covid-19 per 14 September menunjukkan cakupan vaksinasi ketiga mencapai 62.161.753 orang (atau sekitar 26,48 persen) dan vaksinasi keempat atau booster kedua sekitar 513.741 orang dari target sasaran vaksinasi nasional sebanyak 234.666.020 orang.
Dalam kesempatan itu, Ketua Komnas KIPI Hinky Hindra Irawan Satari menyarankan orang-orang saat ini tetap mengenakan masker karena virus corona masih ada.
Dia mengingatkan penggunaan masker dapat membantu mengurangi risiko penularan atau transmisi infeksi Covid-19. Dengan memakai masker, lanjutnya, termasuk kebiasaan baik yang masih harus dipertahankan masyarakat.
"Virus masuknya utamanya dari lubang hidung bukan dari yang lain. Jadi yang harus kita lindungi itu lubang hidung. Yang bawa virusnya siapa? Orang. Jadi, gimana supaya yang bawa virus tidak menularkan kepada kita? Tutup hidung kita dengan memakai masker," kata Hinky.
Di Amerika Serikat, seiring hadirnya varian baru virus corona yakni BA.5, pakar penyakit menular Berkeley Public Health John Swartzberg pada Juli lalu menyarankan orang-orang mengenakan masker baik di dalam maupun luar ruangan karena risiko penularan varian ini sama besarnya.
Pakar epidemiologi di Boston Children's Hospital Dr Maimuna Majumder mengatakan, dirinya masih memakai masker di luar ruangan yang sangat ramai. Dia juga sangat merekomendasikan agar orang lain melakukan hal yang sama.