Bisnis.com, JAKARTA - Setiap tanggal 11 bulan November diperingati sebagai hari jomblo alias singles day.
Belakangan, single day dirayakan dengan pesta diskon aneka produk, mulai dari makanan hingga elektronik.
Sebenarnya apa sih sejarah di balik singles day tersebut?
Singles Day adalah hari libur Cina yang berasal dari Universitas Nanjing untuk menjadi perayaan bagi para lajang selama tahun 1990-an. Tanggal sesuai dengan empat "satu", mewakili empat single.
Itu awalnya disebut Bachelor’s Day karena bagaimana empat mahasiswa laki-laki memutuskan pada hari ini untuk merayakan gagasan menjadi lajang.
Ide ini menyebar ke berbagai universitas dan akhirnya menjadi budaya arus utama, berkembang dari waktu ke waktu sebagai sesuatu yang dapat dinikmati oleh pria dan wanita. Liburan berfungsi sebagai waktu di mana orang dapat bertemu dan bersosialisasi di pesta.
Pada tahun 2009, Daniel Zhang, CEO Alibaba, mulai menggunakan hari itu sebagai festival belanja 24 jam. Kini, hari tersebut diperingati sebagai hari belanja ritel dan online terbesar., dan juga menjadi salah satu hari belanja paling populer di China.
Pada tahun 2017, Alibaba Group, konglomerat e-commerce multinasional di bidang ritel dan manufaktur, memperoleh lebih dari US$25 miliar dalam penjualan, mengalahkan rekor sebelumnya sebesar $17,6 miliar pada tahun 2016. Acara ini adalah empat kali ukuran hari belanja terbesar di Amerika, Black Friday dan Senin siber.
Belanja menjadi sumber kekayaan dan hiburan bagi perekonomian China, dan pada tahun 2017, menurut Forbes.com, Alibaba mengatakan lebih dari 15 juta produk dari lebih dari 140.000 merek berpartisipasi dalam liburan, termasuk 60.000 merek internasional yang menawarkan diskon di Tmall, sebuah perusahaan ritel yang dioperasikan oleh Alibaba, yang meningkat dari 100.000 tahun sebelumnya.
Alibaba juga meluncurkan situs web ritel mewah baru, JD.com, dan membuka gudang otomatis pertama yang dikelola robot untuk membantu memperlancar transisi penjualan yang intens.