Bisnis.com, SOLO - Youtuber asal London bernama Mahyar Tousi menjadi bulan-bulanan netizen Indonesia setelah mengejek soal Batik.
Melalui Twitter, Mahyar menyoroti para petinggi negara yang menggunakan batik di gelaran KTT G20 di Bali.
"Apa yang para idiot ini kenakan?" tulisnya pada Rabu (16/11/2022).
Baca Juga Ini Sosok Mahyar Tousi dan Sophie Corcoran, yang Dikecam Warganet Karena Hina Batik di G20 |
---|
Ia pun menyematkan foto empat petinggi negara di antaranya Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau, Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak, dan Menteri Pertanian Zulkifli Hasan.
Cuitan itu langsung direspon oleh beberapa netizen dari seluruh Indonesia, khususnya Indonesia.
Netizen pun mendesak Mahyar untuk banyak belajar soal Indonesia, terlebih dirinya mengklaim memiliki ilmu pengetahuan lebih di bidang politik.
Terus mendapat kritikan di linimasa Twitternya, ia pun menghapus cuitannya. Bahkan dirinya mengaku sempat mendapat ancaman pembunuhan karena hal tersebut.
Mahyar pun masih mencoba menolak kritikan dan melayangkan pembelaannya terkait cuitan soal batik.
"Kami biasanya mendapati para politikus kami menjadi kelompok-kelompok dan budaya-budaya demi tujuan pencitraan... ngeri dan memaksa. Tidak ada niat untuk menyinggung tradisi budaya mana pun. Kami akan mengkritik politikus bahkan jika mereka mengenakan hoodie London timur hanya agar "sama" dengan daerah tersebut," tulis Mahyar pada Rabu (16/11).
Ia pun mengatakan bahwa budaya dan tradisi tidak boleh direndahkan atau dimanfaatkan hanya untuk kepentingan politikus dalam mencari perhatian.
Pada Kamis (17/11), Mahyar akhirnya meminta maaf setelah terus mendapat kritikan dan desakan dari netizen.
Ia mengaku tidak bermaksud merendahkan Batik karena menurutnya yang dilakukannya hanya bercanda soal petinggi Inggris.
"Sekali lagi, saya mohon maaf atas penghinaan yang tidak disengaja yang disebabkan oleh cuitan bercanda tentang pemimpin G20 yang mengenakan pakaian adat Indonesia. Kami di Inggris membuat lelucon tentang Sunak & Trudeau yang memakainya tidak memiliki niat buruk dan tidak mengetahui budayanya,"