Produk UMKM lokal asal Bali, Pie Susu Dhian/Bisnis.com-Adam Rumansyah
Kuliner

Melihat Optimisme UMKM Asal Bali Ini dalam Menatap 2023

Aziz Rahardyan
Kamis, 12 Januari 2023 - 21:46
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA — Bagi pelaku usaha  mikor kecil dan menengah atau UMKM,  tahun ini diharapkan menjadi pelecut semangat. Pulihnya performa bisnis selayaknya periode normal, makin jelas terlihat.

Hal ini turut tercermin ketika Bisnis mencoba melihat langsung geliat kondisi perekonomian Tanah Air selama momen Natal dan Tahun Baru 2022–2023 lewat perjalanan darat dari Jakarta sampai Bali, dalam agenda bertajuk Kilas Nataru.

Bisnis pun berkesempatan menangkap fenomena pemulihan dari salah satu UMKM asli Bali, CV Dhian Mandiri, yang notabene merupakan produsen oleh-oleh camilan populer di Indonesia.

Terlebih, UMKM yang akrab dikenal masyarakat lewat produk andalannya bertajuk 'Pie Susu Dhian' ini berkaitan erat dengan sektor pariwisata, yang notabene salah satu sektor yang lambat pulih dari dampak pandemi Covid-19.

Berdasarkan pengamatan Bisnis tepat sebelum momen pergantian tahun, UMKM yang berbasis di kawasan Gianyar ini telah banyak didatangi langsung para pengunjung bermobil, terutama mereka yang berpelat nomor dari luar Bali.

Sekadar informasi, kendati produk-produk 'Dhian' banyak dijual di beragam pusat oleh-oleh seantero Bali dan sekitarnya, toko biangnya di depan pabrik tetap kerap didatangi langsung oleh para pengunjung yang berniat memborong, atau mereka yang sekadar mengincar harga lebih murah dari harga toko.

Manajer Operasional Pie Susu Dhian I Gede Sidharta mengakui bahwa momen jelang tahun baru 2023 terbilang menggembirakan bagi pelaku bisnis oleh-oleh dari sisi kinerja penjualan, walaupun masih belum bisa setara periode normal.

"Periode selepas pandemi Covid-19 itu penjualan dan produksi kami seperti terpotong hingga 50 persen ketimbang era normal. Tapi selama momen Nataru kemarin sudah lebih meningkat," ujarnya ketika dihubungi Bisnis, Rabu (11/1/2023).

Sebagai gambaran, kapasitas produksi Pie Susu Dhian bisa mencapai 130.000 pcs per hari. Pada era pandemi di mana perusahaan hanya mengandalkan penjualan via daring, produksi paling banter hanya mencapai 60.000 pcs per hari.

Alhasil, omzet pun menurun hingga 70 persen dari periode normal di kisaran Rp500 juta per bulan. Tak pelak, produsen camilan yang telah eksis sejak 2010 ini sempat merumahkan hampir 60 persen dari total karyawannya.

"Ketika masa pandemi, kami memang sempat merumahkan karyawan sekitar kurang-lebih setahun. Pertama kali dibukanya kembali aktivitas terbatas, sekitar awal 2022, baru kami mulai produksi lebih banyak lagi sampai saat ini. Nah, momen Nataru kemarin karyawan sudah ramai lagi seperti dulu masa-masa normal," tambahnya.

Oleh sebab itu, sebagai salah satu UMKM lokal yang mengandalkan geliat pariwisata Bali untuk mengembalikan kapasitas bisnis seperti sebelum pandemi, Gede optimistis periode 2023 akan jauh lebih baik.

"Memang kami ini termasuk UMKM yang mengandalkan pasar domestik, jadi tingkat kunjungan wisatawan lokal dari luar Bali berpengaruh besar terhadap bisnis kami. Jadi setelah masuk Januari, sekolah sudah tidak libur, produksi diturunkan lagi. Tapi saya yakin rata-rata tahun ini lebih baik," tutupnya.

Alhasil, boleh lah dikatakan bahwa periode 2023 telah membangkitkan asa baru, terutama bagi para pegiat bisnis oleh-oleh dan seluruh rantai pasok UMKM pendukung sektor pariwisata. Mulai dari produsen camilan, kerajinan tangan, suvenir, fesyen khas daerah, serta seluruh pelaku industri kreatif seantero Pulau Dewata pada umumnya.

 

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro