Bisnis.com, JAKARTA - Anggapan yang mengatakan bahwa hari Senin di minggu ketiga bulan Januari menjadi hari yang paling menyedihkan dalam satu tahun kini tengah menjadi trending baik itu di TikTok maupun di Twitter.
Hal ini dianggap berkaitan dengan ‘Blue Monday’ di mana istilah ini disematkan pada hari Senin ketiga di bulan Januari sebagai "the most depressing day of the year" atau hari yang paling membuat orang menjadi depresi dalam satu tahun
Tapi, sebenarnya apa yang dimaksud dengan Blue Monday tersebut? Benarkah fenomena tersebut bisa meningkatkan perasaan depresi?
Anggapan yang Salah
Meskipun diterima secara luas, tapi faktanya, munculnya ide tersebut diselimuti kontroversi, di mana peneliti akademik menunjukkan tidak ada bukti ilmiah bahwa Senin ketiga tahun ini menjadi lebih menyedihkan daripada bulan lainnya.
Menurut Dr Dean Burnett, seorang tutor di divisi kedokteran psikologis dan ilmu saraf klinis Universitas Cardiff, “ada begitu banyak alasan untuk orang tidak perlu percaya dengan ‘Blue Monday’.
“Pertama, persamaan itu bukanlah hasil dari beberapa studi psikologis oleh laboratorium terkemuka, tetapi dilakukan oleh sebuah perusahaan perjalanan, yang kemudian mencari seorang psikolog untuk memasukkan namanya agar tampak kredibel. Mereka menggabungkan hal-hal yang tidak relevan seperti suhu rata-rata, tagihan pembaran hari libur bank, jam rata-rata siang hari, dan jumlah malam selama sebulan,” katanya dilansir dari Glasgow World, Senin (16/1/2023).
"Etikanya dipertanyakan. Tidak ada bukti penelitian yang kredibel yang menunjukkan bahwa Blue Monday lebih menyedihkan daripada hari lain atau bahkan hari paling menyedihkan dalam setahun," cetus Craig Jackson, profesor psikologi kesehatan di Birmingham City University, Inggris.
Dia mengungkapkan sejumlah penanda kesehatan masyarakat, seperti kematian, penyakit, morbiditas psikiatris, dan bahkan perkiraan kematian atau upaya bunuh diri tidak menunjukkan peningkatan pada atau sekitar Senin ketiga Januari setiap tahun dibandingkan dengan hari-hari lain.
Adapun, hal yang membuat banyak orang merasa relate terhadap kondisi tersebut, sebab media arus utama terus memberikan informasi soal Blue Monday sehingga terjadi membuat banyak orang tersugesti. Padahal, ini bukan fakta ilmiah. Alhasil, kata dia, Blue Monday harus dianggap tidak lebih gimik humas yang nakal bahkan membahayakan.
Bedanya dengan Seasonal Affective Disorder atau S.A.D
Jika Blue Monday tidak ada penelitian ilmiah. Justru hal ini berbeda dengan kondisi Seasonal Affective Disorder (S.A.D).
Melansir dari Live Sciences, Seasonal Affective Disorder atau S.A.D adalah jenis depresi yang terkait dengan perubahan musim. SAD dimulai dan berakhir pada waktu yang hampir sama setiap tahun, yaitu dari akhir musim gugur hingga musim dingin berakhir. Ini dikenal juga sebagai SAD pola musim dingin atau depresi musim dingin.
Pada kasus yang parah, seseorang bisa mengalami gejala berupa kelelahan, depresi, putus asa, dan menghindari kegiatan bersosialiasi.
Berdasarkan jurnal The Physician and Sportsmedicine, disebutkan fenomena ini memengaruhi 1 persen hingga 10 persen orang.
Penyebab pasti SAD masih belum diketahui, namun beberapa ilmuwan berpendapat bahwa hormon tertentu di dalam otak memicu perubahan terkait sikap pada waktu-waktu tertentu dalam setahun.
Tidak hanya itu, beberapa peneliti menemukan kemungkinan hubungan antara tingkat penyakit dan berkurangnya aktivitas dapat menambah tingkat depresi selama musim dingin.
“S.A.D disebabkan atau diperburuk oleh kurangnya cahaya alami sehingga ini menyebabkan aktivitas terganggu dan waktu senggang hari ke hari dirasa lebih pendek dan lebih dingin,” ungkap Craig.
Sinar matahari yang lebih sedikit selama musim gugur dan musim dingin bisa menjadi penyebab otak memproduksi lebih sedikit serotonin, zat kimia yang terkait dengan jalur otak yang mengatur suasana hati. Ketika jalur sel saraf di otak yang mengatur suasana hati tidak berfungsi secara , akibatnya bisa berupa perasaan depresi disertai dengan gejala kelelahan dan penambahan berat badan.
S.A.D biasanya dimulai pada awal usia dewasa dan lebih sering terjadi pada wanita daripada pria. S.A.D dikaitkan dengan kurangnya sinar matahari selama musim dingin, gangguan suasana hati ini jarang ditemukan di negara-negara dengan banyak sinar matahari sepanjang tahun.