Bisnis.com, JAKARTA - Sejumlah buah-buahan masuk ke dalam kategori langka dan terancam punah.
Beberapa buah-buahan dianggap langka hanya karena sulit dtemukan di luar negara asalnya, padahal perbedaan iklim, cuaca, sinar matahari, juga kondisi tanah, memang menyebabkan suatu buah tidak bisa ditanam selain dari kondisi habitat aslinya.
Tapi, jenis buah-buahan langka yang dimaksud bukanlah itu. Namun, sejumlah buah-buahan yang paling langka bahkan terancam punah di dunia. Lantas, apa saja buah-buahan tersebut?
Melansir dari Rarest, Jumat (27/1/2023) berikut buah paling langka di seluruh dunia. Simak ulasannya.
1. Caféier de Humblot
Caféier de Humblot adalah tanaman kopi yang langka, di mana buah-buahan ini berasal dari Kepulauan Comoro (di lepas pantai tenggara Afrika) dan secara alami bebas kafein.
Menurut IUCN Red List, mungkin ada kurang dari 110 tanaman Caféier de Humblot yang tersisa di alam liar dan jumlahnya terus berkurang.
Caféier de Humblot terancam hilang, akibat adanya pembebasan lahan. Selain itu, faktor yang mendorong Caféier de Humblot langka karena adanya hama yang merayap dke seluruh buah, sehingga berdampak pada pertumbuhan buah
2. Pimentero de Temisas
Pimentero de Temisas alias tomat hutan tumbuh di pulau Gran Canaria di Kepulauan Canary Spanyol. Meskipun Pimentero de Temisas menghasilkan buah, namun hanya digunakan oleh penduduk setempat sebagai tanaman hias karena bunganya yang sangat menarik, yaitu berwarna ungu cerah.
Diperkirakan hanya ada sekitar 93 individu tanaman Pimentero de Temisas yang tumbuh di alam liar di dekat desa Temisas , Barranco de la Cruz-Lomo del Chorrillo , Fortaleza Grande, Risco del Sao, dan Risco Gallegos – Amurga.
Untungnya, Pimentero de Temisas adalah spesies yang dilindungi dan terdaftar di Katalog Nasional Spesies Terancam Punah dan Katalog Spesies Dilindungi Kepulauan Canary. Pimentero de Temisas juga dibudidayakan Kebun Raya Viera & Clavijo .
3. Kismis Sardinia
Kismis Sardinia hanya tumbuh di satu tempat di Provinsi Nuoro di pulau Sardinia di Italia. Selama bertahun-tahun, perkiraan jumlah tanaman Kismis Sardinia telah berfluktuasi, tetapi data terbaru dari tahun 2017 menyatakan bahwa ada sekitar 80 tanaman Kismis Sardinia dewasa.
Ancaman terbesar terhadap Kismis Sardinia adalah penggembalaan yang tidak diatur oleh hewan liar seperti mouflon (domba liar) dan kambing liar. Selain ancaman dari luar, Kismis Sardinia memiliki tingkat produksi buah yang rendah, yang membatasi jumlah tanaman.
4. Pir Gergerania
Pir Gergeran adalah buah langka yang ditemukan di dekat Armenia. Jumlah tanaman Pir Gergeranian yang tersisa saat ini diyakini kurang dari 50 buah. Kampanye Global Trees telah bekerja untuk memahami lebih banyak tentang Pir Gergeran dan sebenarnya telah menemukan populasi pohon yang sangat kecil di lokasi baru.
Adapun, hal yang membuat pir ini menjadi sangat langka, karena hilangnya habitat, di mana hutan yang menumbuhkan Pir Gergerania telah dibuka untuk digunakan sebagai padang rumput untuk penggembalaan ternak komunal dan pembuatan jerami.
Selama studi lapangan baru-baru ini oleh Global Trees, para konservasionis memperhatikan bahwa beberapa pohon Pir Gergerania telah rusak akibat kebakaran yang digunakan untuk membersihkan lahan untuk pertanian.
5. Pisang Madagaskar
Pisang Madagaskar atau Ensete perrieri adalah spesies pisang liar yang berkerabat dengan Pisang Abyssinian, yang merupakan tanaman pangan terpenting di Ethiopa. Saking langkanya, para ahli hanya menemukan tiga tanaman Pisang Madagaskar dewasa yang tumbuh di Madagaskar Barat.
6. Murray’s Plum
Plum ini adalah spesies plum liar yang hanya ditemukan di Texas dan sangat langka sehingga tidak ada yang melihat tanaman yang masih hidup menghasilkan buah sejak pertama kali ditemukan pada tahun 1928.
Selain itu, survei terbaru menunjukkan bahwa Murray's Plum mungkin bisa punah. karena tidak ada tanaman individu yang diketahui telah bereproduksi. Karena faktor-faktor ini, buah tersebut menjadi yang paling langka di dunia.
Sayangnya, tidak ada tanaman Murray’s Plum yang ditanam di kebun raya atau konservatori. Menurut IUCN Red Line, diperlukan lebih banyak survei lapangan untuk menentukan berapa banyak tanaman yang tersisa dan ancaman apa yang mungkin dihadapi oleh tanaman yang tersisa tersebut.