Bisnis.com, SOLO - Film dokumenter yang tayang di Netflix, Queen Cleopatra, banjir kritikan karena dinilai tidak sesuai dengan sejarah hingga memunculkan petisi pembatalan.
Netflix baru saja merilis trailer resmi film serial dokumenter Queen Cleopatra pada 12 April lalu.
Akan tetapi, trailer film ini disambut dengan negatif oleh berbagai kalangan. Tak sedikit yang menghujat potongan film Queen Cleopatra tersebut.
Perdebatan soal masalah rasialis dan isu-isu sejarah juga menyeruak di media sosial setelah kemunculan trailer tersebut.
Film yang diproduseri oleh Jada Pinkett Smith itu dikecam secara luas karena penggambaran Cleopatra VII Philopator sebagai orang kulit hitam.
Padahal menurut versi yang diyakini, Cleopatra adalah anggota Yunani Makedonia dari Dinasti Ptolemeus, yang memerintah Mesir antara 305 SM dan 30 SM.
Baca Juga Satu Lagi Utak-Atik Taktik Netflix |
---|
Hal itu juga memicu munculnya petisi untuk membatalkan penayangan serial tersebut.
Dilansir dari Greek Reporter, petisi pembatalan film Netflix Queen Cleopatra telh ditandatangani oleh 62.000 orang hanya dalam dua hari.
Petisi untuk membatalkan dokumenter tersebut dimulai oleh Maha Shehata dan Aikk Yasser yang menilai film tersebut "memalsukan sejarah".
"Afrosentrisme adalah ilmu semu yang mendorong agenda kelompok untuk mengeklaim sejarah Mesir dan merampasnya dari orang Mesir yang sebenarnya. Dengan menggunakan pasal-pasal palsu dan tanpa bukti, mereka masih berupaya memalsukan sejarah," bunyi keterangan pembukaan petisi tersebut.
Dalam keterangannya, Netflix menjelaskan bahwa Cleopatra merupakan ratu pemberani yang kecantikannya dan kisah romansanya kerap menutupi aset utama dalam dirinya, yakni kecerdasannya.
"Warisan Cleopatra telah menjadi bahan perdebatan akademis, yang sering diabaikan oleh Hollywood. Sekarang serial kami menilai kembali bagian menarik dari kisahnya," tulis Netflix.