Ilustrasi Diabetes/www.telegraph.co.uk
Health

Daewoong Segera Rilis Obat Diabetes Baru, Begini Cara Kerjanya

Mia Chitra Dinisari
Minggu, 23 April 2023 - 17:04
Bagikan

Bisnis.com JAKARTA - Perusahaan farmasi Korea, Daewoong Pharmaceutical, mengembangkan Obat diabetes bernama “Enavogliflozin,” yang berafiliasi dengan penghambat SGLT2.

Obat ini akan dirilis pada paruh pertama tahun ini di Korea, dan saat ini Daewoong Pharmaceutical juga sedang melakukan uji klinis Enavogliflozin di Tiongkok dan Jepang.

Daewoong Pharmaceutical berencana menjadikan Enavogliflozin sebagai blockbuster global dengan mengajukan permohonan izin rilis di 10 negara setiap tahun hingga mencapai 50 negara pada 2030. Maret lalu, Daewoong Pharmaceutical juga telah mengajukan aplikasi obat baru (NDA) untuk Enavogliflozin ke Indonesia.

Enavogliflozin memiliki mekanisme untuk menurunkan gula darah dengan menekan transporter SGLT2 secara selektif yang terlibat dalam reabsorpsi glukosa di tubulus proksimal ginjal dan mengeluarkan glukosa ke dalam urin.

Uji klinis menunjukkan peningkatan dan keamanan gula darah dan hemoglobin terglikasi (HbA1C) yang unggul dibandingkan dengan obat komersial yang ada. Enavogliflozin menunjukkan bahwa proporsi pasien yang mencapai target kontrol diabetes lebih dari 20% lebih tinggi daripada penghambat SGLT2 konvensional, oleh karena mencapai kurang dari 7% kadar hemoglobin terglikasi.

Obat ini juga mencatat penurunan kadar HbA1c sebesar 82,9% lebih dari 0,5% dibandingkan sebelum pengobatan, jauh melebihi hasil obat lain di kelas yang sama (40-60%).

Selain itu, peningkatan berat badan, tekanan darah, profil lipid, dan resistensi insulin. Obat ini juga menunjukkan insiden yang sangat rendah dari efek samping yang berhubungan dengan infeksi jika dibandingkan dengan obat lain di kelas yang sama.

Dengan munculnya obat baru Korea "Enavogliflozin", pasar perawatan diabetes global diperkirakan akan berubah secara dramatis. Persaingan perawatan diabetes, terutama pengobatan diabetes tipe 2 di pasar global, telah meningkat akhir-akhir ini. Meski perusahaan farmasi Korea cenderung terlambat memasuki pasar global, perusahaan farmasi Korea diperkirakan akan mendominasi pasar diabetes global.

Oleh karena sebagian besar pengobatan diabetes adalah terapi kombinasi daripada monoterapi, ada analisis yang menunjukkan bahwa inhibitor SGLT2 memiliki potensi tinggi untuk perluasan pasar dibandingkan dengan obat yang ada seperti penghambat metformin atau DPP-4.

Penghambat SGLT2 memiliki mekanisme yang berbeda dari obat yang ada, yaitu mencegah kenaikan gula darah dengan mengeluarkan glukosa dalam urin alih-alih menyerapnya kembali di ginjal.

Inilah faktor mengapa Enavogliflozin dapat menurunkan risiko hipoglikemia bahkan ketika digunakan secara tunggal. Efek penghambat SGLT2 juga terbukti dalam mengobati komplikasi utama diabetes seperti gagal jantung dan penyakit ginjal. Dalam pedoman yang diumumkan oleh American Diabetes Association, pemilihan awal inhibitor SGLT2 bersama dengan analog GLP-1 yang telah menunjukkan manfaat dalam mengurangi risiko kardiovaskular direkomendasikan untuk pasien diabetes tipe 2 mengingat risiko komplikasi kardiovaskular.

CEO Daewoong Pharmaceutical Chang-jae Lee mengatakan telah mencapai kontrak ekspor senilai USD 84,36 juta, termasuk royalti, ke pasar Amerika Tengah dan Selatan seperti Brasil dan Meksiko dengan perusahaan farmasi Brasil M8 Pharmaceuticals pada bulan Februari.

"Masih ada permintaan tinggi yang belum terpenuhi dan pilihan pengobatan terbatas untuk diabetes, mengingat fakta bahwa jumlah pasien diabetes meningkat di seluruh dunia. Oleh karena itu kami akan melanjutkan upaya penelitian dan pengembangan kami untuk menyediakan obat diabetes kelas satu yang terbaik bagi pasien." Katanya.

 Pasar global untuk perawatan diabetes tipe 2 diperkirakan akan tumbuh dari USD 76,7 miliar pada tahun 2021 menjadi USD 81,4 miliar pada tahun 2027. Diantara pengobatan diabetes tipe 2, penghambat SGLT2 semakin banyak digunakan karena luas dampak pengobatannya yang juga baik untuk penyakit jantung atau ginjal

 International Diabetes Federation (IDF) dalam “IDF Diabetes Atlas 2021” mengungkapkan sejumlah 537 juta orang di seluruh dunia menderita diabetes pada tahun 2021, yang mengakibatkan 6,7 juta kematian.

Melihat jumlah pasien diabetes di seluruh dunia dan prevalensi diabetes pada penduduk Korea yang berusia 30 tahun atau lebih selama 20 tahun terakhir terus meningkat, membuat perusahaan farmasi asal Korea mempercepat pengembangan obat baru.

Dalam laporan yang sama “IDF Diabetes Atlas 2021”, IDF mencatatkan Indonesia sebagai salah satu dari 5 negara yang memiliki prevalensi diabetes tinggi dengan 1:9 penduduknya menderita diabetes.

Selain itu, World Health Organization (WHO) pada tahun 2019 mencatat bahwa diabetes menempati urutan ketiga sebagai penyakit kronis penyebab kematian di Indonesia.

Berdasarkan fakta yang ada saat ini, pasar pengobatan diabetes di Indonesia juga diperkirakan akan berkembang secara bertahap di masa mendatang.

Perawatan diabetes mencatat tingkat pertumbuhan tertinggi di bidang penyakit kronis dan diperkirakan akan tumbuh di masa depan.

Permintaan akan terapi baru sangat tinggi karena jumlah pasien terus meningkat akibat obesitas dan penuaan. Diabetes dibagi menjadi tipe 1 dan tipe 2, dan diabetes tipe 2 menyumbang sekitar 90% dari total pasien.

Bagikan

Tags :


Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro