Bisnis.com, JAKARTA - Istilah sugar rush sering dikenal sebagai peningkatan energi secara fisik dan psikologis yang disebabkan mengonsumsi gula dalam jumlah besar.
Kesimpulan dari sebuah studi pada kenyataannya mengonsumsi gula mungkin malah terjadi kebalikannya atau pengurangan energi.
Dilansir dari situs Griffith University, sugar rush itu adalah mitos karena tubuh tidak menggunakan semua gula yang dikonsumsi secara sekaligus.
Faktanya, tubuh suka menjaga jumlah gula dalam darah tetap stabil. Artinya, otot dan organ dapat menggunakan gula dalam jumlah yang tepat untuk menghasilkan energi saat mereka membutuhkannya.
Melansir Medical News Today, dari akhir 1970-an hingga awal 2000-an, asupan energi dari minuman manis meningkat 135 persen.
Sebuah studi menggunakan data yang dikumpulkan para peneliti selama 1988–1994 dan 1999–2000 menemukan bahwa penyumbang asupan energi nomor satu untuk kedua periode tersebut adalah minuman ringan.
Iklan minuman yang mengandung pemanis dari gula sering menyimpulkan bahwa mereka akan meningkatkan suasana hati dan memerangi kelelahan.
Klaim ini kemungkinan akan memengaruhi pembeli, jadi penting untuk memahami seberapa akurat klaim tersebut.
Para peneliti menganalisis menggunakan data dari 31 percobaan dari efek mengonsumsi gula dan karbohidrat. Hasilnya berlawanan dengan kepercayaan populer, yakni meta-analisis tidak menemukan bukti adanya perubahan suasana hati pada titik waktu mana pun setelah konsumsi karbohidrat.
Faktanya, konsumsi gula berkaitan dengan penurunan kewaspadaan dan kenaikan tingkat kelelahan yang lebih tinggi dalam satu jam pertama setelah mengonsumsinya.
Namun, sugar rush mungkin terjadi bukan karena gula itu sendiri, melainkan karena hubungan gula dengan nutrisi lain yang dikonsumsi oleh tubuh.
Berikut efek sugar rush yang diakibatkan konsumsi gula berlebih pada tubuh seperti yang dilansir dari NDTV.
1. Menginginkan lebih banyak gula
Mengonsumsi banyak gula dapat membangkitkan keinginan untuk mengonsumsi lebih banyak gula. Makanan dan minuman yang memiliki kandungan gula yang banyak seperti makanan olahan dan panggang seperti kue, kue, brownies, soda, jus, dan permen dapat menyebabkan sugar rush.
2. Meningkatkan timbunan energi dan kalori
Orang sering mengonsumsi makanan manis untuk sumber energi instan. Konsumsi makanan manis dapat memberi energi yang instan, tetapi itu hanya akan berlangsung sekitar 30-40 menit. Timbunan kalori dapat menyebabkan gejala seperti pusing, kelelahan, dan obesitas.
3. Cepat lapar
Setelah mengonsumsi makanan manis, tubuh cenderung memproduksi insulin dengan dosis tinggi untuk melawan gula yang tinggi. Setelahnya, akan menyebabkan kadar gula darah rendah dalam tubuh yang cenderung membuat Anda merasa cepat lapar bahkan setelah makan.
4. Kelelahan ekstrem
Tubuh membutuhkan lebih banyak energi saat mencerna makanan manis yang pada akhirnya membuat tubuh kekurangan energi. Produk makanan seperti permen, makanan kemasan, dan kue tidak memberikan manfaat nutrisi dan pada akhirnya membuat Anda merasa lesu dan lelah.