Bisnis.com, JAKARTA – Momen Hari Raya Idulfitri atau Lebaran identik dengan berbagai sajian makanan dan kue-kue manis yang tuan rumah suguhkan, sebut saja nastar, putri salju, hingga sagu keju.
Mengonsumsi makanan manis secara berlebihan yang tidak diimbangi dengan aktivitas fisik dan buruknya gaya hidup dapat memicu terjadinya gejala awal diabetes atau pradiabetes di mana gula dalam darah yang tinggi.
Melansir dari Healthline, Rabu (26/4/2023), pradiabetes merupakan suatu kondisi ketika gula darah tinggi yang menyerupai diabetes, tetapi tidak cukup tinggi untuk masuk dalam kategori diabetes tipe 2. Dengan kata lain, merupakan fase awal menuju diabetes.
Kadar glukosa darah puasa yang normal adalah 99 mg/dL atau kurang, sedangkan hipoglikemia (glukosa darah rendah) di bawah 70 mg/dL.
Jika Anda menderita pradiabetes, kadar glukosa darah Anda akan meningkat menjadi 100 hingga 125 mg/dL. Setelah kadar glukosa darah Anda mencapai di atas 125 mg/dL, Anda akan menerima diagnosis diabetes.
Adapun, orang yang memiliki usia di atas 45 tahun, obesitas, memiliki riwayat keturunan diabetes, dan terbiasa mengonsumsi makanan atau minuman berpemanis berisiko lebih tinggi terkena diabetes.
Pradiabetes tidak memiliki gejala yang jelas. Beberapa orang mungkin mengalami kondisi yang disebut acanthosis nigricans, yang merupakan tanda resistensi insulin di mana kulit menjadi gelap terutama di bagian siku, lutut, leher, ketiak, dan buku-buku jari.
Waspadai juga jika Anda mengalami gejala berikut ini:
- Rasa haus yang meningkat
- Peningkatan buang air kecil, terutama di malam hari
- Kelelahan
- Penglihatan kabur
- Luka yang tidak kunjung sembuh
Jika mengalami prediabetes, segera atasi untuk mencegah terjadinya diabetes dengan menjaga pola makan tinggi serat, olahraga secara teratur, menjaga berat badan ideal, dan minum obat jika diperlukan sesuai resep dokter.