Bisnis.com, JAKARTA - Penderita diabetes harus memperhatikan makanan dengan indeks glikemik tinggi, nyatanya mereka juga perlu berhati-hati dalam memilih jenis olahraga.
Salah satunya dengan menghindari latihan intensitas tinggi dapat meningkatkan risiko komplikasi kesehatan pada penderita diabetes, terutama jika mereka memiliki kondisi kesehatan dengan kontrol gula darah yang buruk.
Pasalnya, latihan intensitas tinggi dapat menyebabkan lonjakan gula darah yang signifikan, terutama jika tidak diimbangi dengan penyesuaian dosis obat atau pengawasan gula darah yang ketat
Meski lari cepat adalah latihan intensitas tinggi yang bermanfaat untuk meningkatkan kesehatan jantung, kekuatan otot, dan pembakaran kalori, ada beberapa kekhawatiran terkait bagi mereka yang menderita diabetes.
Seorang ahli jantung intervensi Subhendu Mohanty mengatakan melakukan olahraga berat, terutama bagi penderita diabetes yang tidak terbiasa, dapat meningkatkan risiko serangan jantung.
Hal ini karena latihan intensitas tinggi, termasuk lari cepat, dapat menyebabkan peningkatan tekanan pada jantung dan sistem kardiovaskular secara keseluruhan.
Penderita diabetes mungkin memiliki faktor risiko kesehatan yang meningkat, seperti tekanan darah tinggi atau penyakit jantung koroner, yang membuat mereka lebih rentan terhadap komplikasi kardiovaskular.
Adapun, salah satu bahaya terbesar dari lari cepat bagi penderita diabetes adalah risiko hipoglikemia, yaitu gula darah rendah.
Hal ini disampaikan oleh Kepala Departemen Penyakit Dalam di Primus Super Speciality Hospital New Delhi Anurag Saxena yang menjelaskan ketika seseorang berlari, tubuh membutuhkan banyak energi yang disediakan oleh suplai glukosa dalam darah.
Bagi penderita diabetes, berlari dapat menyebabkan penurunan kadar gula darah, yang dapat mengakibatkan gejala seperti pusing, disorientasi, kelemahan, atau bahkan kehilangan kesadaran.
Apabila seorang penderita tidak mengatur dosis obat diabetesnya dengan tepat sebelum berlari atau jika mereka tidak mengonsumsi cukup karbohidrat, maka hal ini bisa menyebabkan kondisi hipoglikemia.
Selain adanya kemungkinan cedera saat berlari cepat, olahraga ini juga memberikan tekanan yang besar pada sendi dan otot, dan penderita diabetes lebih rentan terhadap cedera karena kerusakan saraf atau aliran darah yang tidak mencukupi," ujarnya dilansir dari Indian Express Selasa (23/5/2023).
Kondisi saraf yang terganggu atau neuropati diabetik dapat menyebabkan hilangnya sensasi nyeri atau tekanan pada kaki, sehingga penderita mungkin tidak menyadari adanya cedera atau tekanan berlebih pada kaki mereka selama berlari cepat.
Hal ini dapat menyebabkan risiko cedera lebih lanjut pada kaki yang sudah lecet atau terluka.
Selain itu, masalah aliran darah yang sering terjadi pada penderita diabetes juga dapat memperlambat proses penyembuhan luka. Jika terjadi luka atau lecet pada kaki akibat berlari cepat, kondisi ini dapat lebih rentan terhadap komplikasi dan kesulitan penyembuhan.
Namun, terlepas dari bahaya ini, tidak selalu benar bahwa penderita diabetes tidak boleh berlari cepat.
“Sprint dan aktivitas intensitas tinggi lainnya dapat dilakukan dengan aman oleh penderita diabetes dengan manajemen dan pengamanan yang tepat,” kata Saxena.