Bisnis.com, SOLO - Setiap daerah di Indonesia memiliki kebudayaan yang unik dan menarik, tak terkecuali wilayah Maluku. Salah satu kebudayaan daerah tersebut yaitu pakaian adat Maluku.
Pakaian adat menjadi kekayaan daerah yang menjadi ciri serta karakteristik masyarakat setempat. Selain kain, pakaian adat juga biasanya dilengkapi dengan aksesoris yang membuat busana tersebut terlihat mewah dan elegan.
Nama Pakaian Adat Provinsi Maluku
Mengutip dari Jurnal Penelitian, Vol. 7, No. 5 Edisi November 2013 dan sumber lainnya, berikut ini nama pakaian adat Maluku dan keunikan yang dimiliki.
1. Baju Cele dan Kain Salele
Salah satu pakaian adat Maluku adalah Baju Cele dan Kain Salele. Pakaian ini biasanya dikenakan oleh jujaro/nona atau gadis. Sementara itu, perempuan yang sudah menikah akan mengenakan pakaian Nyora Baju Cele Kain Salele.
Umumnya, pakaian adat khas Maluku ini memiliki warna ceria atau berani karena memiliki nilai keceriaan dan kecekatan. Motif baju Cele biasanya garis-garis geometris atau kotak-kotak kecil. Baju ini biasanya dikombinasikan dengan kain sarung berwarna senada.
Baju Cele dikombinasikan dengan kain pelekat yang disalele yaitu sidarung dari luar dilapisi sampai batas lutut dan dipakai lenso atau sapu tangan diletakkan di pundak. Pakaian ini dikenakan tanpa alas kaki atau dengan alas kaki seperti selop.
Sementara itu, untuk riasan rambut biasanya perempuan akan mengenakan konde yang dilengkapi dengan tutusan konde dari emas atau perak. Pakaian ini biasanya dikenakan saat upacara adat seperti pelantikan raja, cuci negeri, pesta negeri, panas pela, dan lain sebagainya.
2. Pakaian Pengantin Nona Canela
Pakaian Pengantin Nona Canela dikenal juga dengan nama baju mustiza, baju pono, atau baju basumpa. Pakaian ini merupakan hasil akulturasi budaya Ambon dan Portugis. Orang-orang Portugis campoeran diberi nama Mustiza atau Mestiezen yang artinya campuran.
Sesuai dengan namanya, pakaian ini dipakai saat acara perkawinan. Pakaian ini memberikan kesan sederhana cantik, rapi, dan menawan sangat cocok dikenakan oleh pengantin yang sedang berbahagia. Berikut gambar pakaian adat Maluku yang biasa dikenakan saat acara pernikahan.
Pakaian Pengantin Nona Canela/Wikimedia
3. Pakaian Naik Baileo
Pakaian Maluku ini sebenarnya sama dengan Baju Cele dan Kain Salele. Hanya saja, keunikan pakaian adat Maluku ini pada bagian atas baju berwarna hitam dan Cele (baju dan dibagian baju terdapat kain yang dicele/pikul).
Kemudian, bagian bawah terdapat kain kebaya dan kain salele di pinggang. Apabila dikenakan saat upacara ritual seperti ritual tutup rumah atau atau ritual lainnya, busana yang dikenakan biasanya memiliki corak berwarna hitam.
Warna tersebut memiliki nilai sakral dan berwibawa. Sedangkan kain Cele berwarna merah menjadi lambat keberanian yang bertanggung jawab.
4. Manteren Lamo dan Kimun Gia
Nama pakaian adat Maluku Utara yaitu Manteren Lamo. Pakaian ini dahulu sering digunakan oleh sultan Ternate dan Tidore. Sementara itu, para permaisuri akan mengenakan pakaian adat yang dikenal dengan nama Kimun Gia.
Pakaian Manteren Lamo terdiri atas jas tertutup berwarna merah yang memiliki kancing besar dari perak. Selain itu, pada pakaian tersebut juga terdapat bordiran emas yang ada di ujung tangan, leher, dan sakit.
Busahan tersebut sering dipadukan dengan celana panjang polos berwarna hitam. Untuk aksesorisnya, Manteren Lamo dilengkapi dengan penutup kepala. Manteren Lamo dan Kimun Gia memberikan kesan mewah dan elegan.
5. Pakaian Pesta Nyora-nyora/Ibu-ibu Kebaya Dansa Mungare
Pakaian adat dari Maluku ini terdiri atas dua jenis yaitu baniang putih dan kebaya dansa. Baniang putih berbentuk kemeja dengan bagian leher berbentuk bunda yang dilengkapi kancing putih. Baniang putih yang dikenakan di bagian dalam pakaian laki-laki dikenal dengan nama kebaya dansa.
Kebaya dansa berbentuk seperti kemeja dengan leher bundar, namun tidak memiliki kancing. Jenis kain yang dikenakan boleh polos, namun ada juga yang menggunakan kain bermotif bunga kecil. Pakaian adat Maluku ini dapat dikenakan saat pesta rakyat.