Bisnis.com, JAKARTA - Seorang wanita 30 tahun asal Kalimantan Timur, mengaku mengalami efek parah akibat penggunaan krim pemutih bermerkuri.
Lewat akun TikTok nya, dia mengaku mendapat krim tersebut dari ibunya. Ternyata, krim terseabut memicu flek biru kehitaman hingga membuat wajahnya ‘gosong’.
Setelah diperiksakan ke dokter spesialis kulit, dia didiagnosa mengalami okronosis eksogen karena paparan merkuri yang terlalu tinggi.
Lantas apa itu okronosis eksogen
Kulit merupakan bagian tubuh yang sensitif bagi sebagian orang. Banyak masalah kulit yang ada di dunia, termasuk kelainan langka bernama okronosis.
Dilansir dari Indian Journal of Dermatology, okronosis merupakan gangguan pada kulit yang ditandai dengan warna biru-hitam atau abu-abu-biru pada kulit. Ini karena adanya endapan kuning-coklat di dermis. Kata okronosis sendiri berasal dari kata “ochre” dalam bahasa Yunani yang mengacu pada perubahan warna menjadi kuning.
Kelainan ini paling sering mempengaruhi kulit, kadang-kadang tulang rawan telinga, dan sklera mata. Ada dua kategori okronosis, yaitu okronosis endogen dan eksogen.
Okronosis eksogen atau OE bukan kelainan yang disebabkan karena genetik. EO terjadi pada permukaan tulang dan sering memengaruhi daerah zygomatik atau tulang pipi dalam pola simetris.
EO telah banyak dilaporkan setelah pemakaian krim pencerah kulit jangka panjang yang mengandung hidrokuinon, fenol, atau resorsinol. Kondisi ini disebabkan penggunaan hidrokuinon secara terus-menerus, umumnya, dalam konsentrasi yang lebih tinggi lebih dari 2 persen.
Dilansir dari News Medical & Life Science, salah satu faktor peningkatan insiden OE disebabkan penjualan tahunan produk pemutih kulit terus meningkat hingga jutaan. Penyakit ini juga dapat berkembang setelah terpapar zat seperti merkuri, benzena, dan antimalaria tertentu.
EO merupakan kondisi yang sangat sulit untuk diobati. Meskipun ada beberapa pilihan, hasilnya seringkali tidak konsisten dan tidak dapat diprediksi. Ini umum terjadi pada individu berkulit gelap, tetapi banyak juga laporan mengenai individu berkulit putih.
Banyak dokter merekomendasikan pembatasan diet asam amino fenilalanin dan tirosin. Makanan yang mengandung asam amino fenilalanin contohnya daging tanpa lemak dan telur. Pola makan yang kaya vitamin C juga bermanfaat.