Author

Jusuf Irianto

Guru Besar Dep. Adiministrasi Publik FISIP Universitas Airlangga Surabaya

Lihat artikel saya lainnya
Ilustasi wanita di atas 30 tahun menjalani serangkaian tes kesehatan/ Everyday Health
Health

OPINI : Langkah Modern Kesehatan Preventif

Jusuf Irianto
Sabtu, 22 Juli 2023 - 09:02
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Ungkapan “mencegah lebih baik daripada mengobati” lazim berlaku di kesehatan bakal lebih mudah diwujudkan. Penggunaan teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) untuk layanan kesehatan kini menjadi andalan untuk tindakan bersifat pencegahan.

Studi Fuhmei Wang dan Jung-Der Wang (2021) menunjukkan pencegahan bernilai ekonomi terkait penurunan tingkat prevalensi kesehatan dan pertumbuhan produktivitas secara berkelanjutan. Dengan mencegah penyakit, biaya untuk perawatan kesehatan bakal menurun.

Dari Amerika Serikat (AS) yang unggul dalam pelayanan kesehatan dilaporkan tentang pemindaian tubuh (body scanning) sebagai metode revolusioner perawatan kesehatan secara preventif.

Sebuah perusahaan di AS telah mengembangkan metode skrining Magnetic Resonance Imaging (MRI) berbasis AI. Secara tradisional, MRI merupakan salah satu bentuk pemeriksaan radiologi untuk mendapatkan citra (gambar) dengan menggunakan medan magnet dan gelombang radio.

MRI berbasis AI sifatnya multiparametrik dengan kualitas diagnostik dan pengaturan klinis digital yang andal, cepat, aman, dan non-invasif. Fungsinya adalah untuk deteksi dini potensi penyakit pada tubuh seorang pasien.

Dengan MRI berbasis AI, dokter dapat memindai tubuh pasien dan mampu menandai potensi gangguan kesehatan sebelum menjalar lebih akut.

Di Indonesia acap ada kasus penderita kanker mengalami stadium lanjut padahal baru kali pertama diperiksa. Dengan metode pemeriksaan berbasis AI, potensi kanker dapat dideteksi sejak dini.

Deteksi dini dilakukan untuk mengatasi berbagai ancaman potensial mulai dari anomali otak hingga ancaman terhadap hepar atau jantung.

Laporan hasil pemeriksaan menggunakan metode skrining berbasis AI bersifat lebih jelas dan lengkap. Waktu yang dibutuhkan pa­sien juga lebih singkat untuk memperoleh informasi kesehatan yang dibutuhkan.

Metode MRI berbasis AI bebas radiasi. Pasien atau tenaga kesehatan bakal terhindar dari efek negatif radia­­si serta mencegah keke­li­ruhan fatal lainnya.

Kekeliruan dan efek negatif radiasi dapat diredam dengan menggunakan MRI berbasis AI. Namun, metode pemeriksaan ini belum sepenuhnya lepas dari berbagai bias atau kesalahan seperti terjadi dalam uji medis tradisional.

Meskipun bermanfaat, penggunaan AI di bidang kesehatan mengandung risiko penyalahgunaan data. Risiko pemindaian tubuh berbasis AI terletak pada ancaman terhadap ruang privat dan potensi kejahatan berupa penyalahgunaan data.

Gangguan atas privasi pasien misalnya, merupakan fenomena pelayanan kesehatan di era digital. Scanning tubuh menghasilkan data kesehatan pribadi yang disimpan dan kemudian diproses guna menghasilkan informasi. Untuk itu, jaminan keamanan penyimpanan dan penggunaan data merupakan hak yang harus dipenuhi penyedia jasa layanan kesehatan.

Penyedia layanan harus memiliki sistem yang mampu mengatur pengakses atau pengguna data kesehatan pasien. Sistem juga dapat menjamin keamanan penyimpanan data. Meski data anonim dan terenkripsi, tetap ada potensi risiko berupa penyalahgunaan.

Selain data, risiko lain mengarah pada dampak penggunaan AI untuk perawatan kesehatan. Pakar kesehatan harus mampu menjawab pertanyaan bagaimana teknologi AI mengarahkan dokter atau nakes bakal terjebak ketergantungan yang berlebihan pada mesin.

Pemenuhan kebutuhan second opinion atas hasil MRI berbasis AI diharapkan menjadi pintu pembuka terciptanya konfigurasi harmonis antara AI dan manusia. Di kesehatan dan bidang lainnya acap muncul kekhawatiran hilangnya peran manusia akibat AI.

Sementara metode pemeriksaan kesehatan berbasis AI bak pisau bermata dua.Pemindaian AI memang mampu mendeteksi potensi masalah kesehatan, tetapi dibalik itu ada fenomena incidentaloma.

Di bidang kesehatan, istilah incidentaloma merujuk adanya bukti insidental tak terduga namun tak menimbulkan gejala yang memerlukan pengobatan. Bukti ini justru dapat menimbulkan atau menambah stres yang tak diharapkan.

Incidentaloma juga berarti temuan pencitraan insidental yang tak terkait dengan hasil diagnosa dokter. Seperti temuan pemeriksaan medis lainnya, hasil MRI berbasis AI tak lepas dari dilema diagnostik, etika, dan filosofis karena terdapat bias signifikansi hasil pemeriksaan.

Namun demikian, penggunaan MRI berbasis teknologi AI menunjukkan ada langkah maju mengatasi berbagai masalah kesehatan secara preventif.

Penulis : Jusuf Irianto
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro