Bisnis.com, JAKARTA - Seorang pria berusia 28 tahun telah dites positif terkena Sindrom Pernafasan Timur Tengah Coronavirus (MERS-CoV).
Pria tersebut tinggal di sebuah kota di Abu Dhabi di perbatasan dengan Oman.
Dilansir dari Reuters, Organisasi Kesehatan Dunia WHO mengatakan pria di kota Al Ain dirawat di rumah sakit bulan lalu.
Pejabat kesehatan telah memeriksa 108 orang yang berhubungan dengannya, tetapi sejauh ini tidak ada infeksi sekunder yang muncul.
WHO mengatakan tidak ada tanda-tanda pria itu melakukan kontak dengan unta dromedaris, yang menyebarkan penyakit selain COVID-19.
Pernyataan itu tidak memberikan rincian lebih lanjut tentang kondisinya saat ini.
Kementerian Kesehatan Uni Emirat Arab tidak segera menanggapi permintaan komentar tentang kasus tersebut.
Kasus MERS-CoV yang dapat menyebabkan demam, batuk dan sesak napas, dan dalam beberapa kasus dapat menyebabkan pneumonia telah tercatat di 27 negara sejak 2012, menurut data WHO.
Selama waktu itu, 2.605 kasus dan 936 kematian terkait telah dilaporkan, menurut data.
Baca Juga Ini Obat Bagi Pasien MERS-CoV |
---|
UEA, pusat acara internasional, akan menjadi tuan rumah Konferensi Perubahan Iklim PBB pada bulan November dan Desember.
Sementara itu dikutip dari sciencealert, menurut WHO, pria itu belum lama ini bepergian ke luar UEA sebelum didiagnosis pada 23 Juni, dan tidak memiliki riwayat kontak langsung dengan unta dromedaris, sumber infeksi MERS yang biasa.
"WHO terus memantau situasi epidemiologis dan melakukan penilaian risiko berdasarkan informasi terbaru yang tersedia," bunyi pernyataan itu.
Pria tersebut datang ke klinik medis swasta beberapa kali antara tanggal 3 dan 7 Juni, mengeluh muntah dan nyeri saat buang air kecil dan di panggul kanannya.
Saat kondisinya semakin memburuk, pria itu dirawat di rumah sakit, dan kemudian dirawat intensif, di mana dia menerima perawatan suportif.
Saat ini belum ada vaksin atau pengobatan khusus untuk MERS, sindrom yang disebabkan oleh MERS-CoV. Presentasi khas MERS adalah demam, batuk, dan sesak napas.
Setidaknya 94 kasus MERS-CoV (termasuk kasus saat ini) dan 12 kematian terkait telah dilaporkan ke WHO dari UEA sejak Juli 2013.
Secara global, laboratorium telah mengonfirmasi total 2.605 kasus MERS-CoV sejak 2012, termasuk 936 kematian terkait hingga Juli 2023.
Infeksi telah terdeteksi di AS, Filipina, Belanda, dan Korea Selatan dalam beberapa tahun terakhir.