Ginjal/medicinet.com
Health

Mahasiswa Unair Kembangkan Membran Dialyzer Keratin Bulu Ayam Atasi Gagal Ginjal

Mia Chitra Dinisari
Senin, 11 September 2023 - 16:03
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Dua mahasiswa Universitas Airlangga (UNAIR) mendapatkan pendanaan Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) 2023 dari Kemendikbud Ristek untuk penelitian membran dialyzer alternatif dari bahan keratin bulu ayam yang berguna atasi gagal ginjal

Mereka adalah Aprilia Susilowati dan Jasa Dwi Tirtono dari Fakultas Kedokteran Hewan (FKH), Niken Agustina dan Riski Amelia dari Fakultas Sains dan Teknologi (FST) serta dosen pendamping Yanuardi Raharjo Ph.

Bulu ayam sering menjadi limbah karena seringnya manusia mengkonsumsi dagingnya. Banyak orang juga mengira bahwa bulu ayam seperti layaknya kotoran yang harus dibuang karena tidak bisa dimakan. Namun hal menarik dilakukan oleh tim ini, mereka meneliti manfaat bulu ayam sebagai upaya mengatasi gagal ginjal.

“Kami mengangkat topik mengenai pembuatan membran dialyzer alternatif dari bahan alami yaitu keratin bulu ayam dengan penambahan kitosan untuk memunculkan sifat antibakterinya,” jelas Jasa selaku anggota tim dikutip dari laman resmi Unair.

Menariknya disini yaitu bulu ayam sangat mudah ditemukan dan relatif murah harganya. Bahkan bulu ayam juga menjadi limbah di beberapa wilayah indonesia. Begitupun kitosan yang memiliki harga murah dan dikenal karena sifat antibakterinya yang tinggi.

“Dengan bahan yang mudah dijangkau kita bisa membantu mengatasi penyakit gagal ginjal yang semakin merajalela,” tambahnya.

Melihat dari permasalahan penyakit gagal ginjal yang semakin naik. Bahkan berdasarkan data riset kesehatan dasar (Riskedas) 2013 – 2018, Indonesia memiliki prevalensi penyakit ginjal kronis tercatat 2%, kemudian meningkat menjadi 3,8% atau 739.208 jiwa menderita penyakit ginjal kronis.

“Sekitar 1 dari 10 orang menderita gagal ginjal. Dengan jumlah sekitar 843, 6 juta diidentikkan pasien menderita penyakit gagal ginjal kronis. Karena banyaknya kasus tersebut membuat kami tertarik  untuk meneliti pengobatan yang relatif terjangkau untuk membantu para pasien dalam pengobatan yaitu dengan pembuatan membran dialyzer alternatif menggunakan bahan alami dan ditambah kitosan sebagai antibakterinya,” tambahnya.

Tim ini juga menjelaskan tentang inovasi di bidang teknologi kesehatan yaitu pembuatan membran hemodialisis berguna untuk terapi cuci darah pada pasien gagal ginjal. Dengan bahan dasar limbah bulu ayam dan kitosan tersebut berguna sebagai membran hemodialisis. 

Temuan

Penelitian ini akan menghasilkan berupa membran dialyzer alternatif dengan menggunakan polimer alami untuk membantu terapi hemodialisis di Indonesia.

Sehingga dengan hasil yang ditemukkan tersebut dapat menjadi performa dan hemo kompatibilitas yang baik. Riset ini menargetkan adanya pengembangan dalam bidang biomaterial yang memanfaatkan tautan silang keratin bulu ayam (Gallus-gallus domesticus) dan kitosan menggunakan asam sitrat sebagai instrumen terapi hemodialisis.

“Penelitian kami ini juga salah satu bentuk penerapan point SDGs nomor tiga yaitu Good Health and Well-Being,” kata Jasa.

Penelitian ini juga diharapkan dapat berkontribusi dalam ilmu pengetahuan alam dan menjadi salah satu landasan teori dan dasar pengembangan biomaterial membran dialyzer berbahan keratin bulu ayam (Gallus-gallus domesticus), serta kitosan sebagai instrumen terapi hemodialisis.

Jasa menjelaskan pada riset ini tentunya berbeda dengan membran komersil yang ada karena pada membran ini dikombinasi dengan tambahan kitosan sebagai anti-bakteri. Selain itu bahan baku riset ini memanfaatkan bulu ayam yang mudah didapatkan sehingga diharapkan adanya riset ini inovasi dalam bidang biomaterial ini terus berkembang dan berkelanjutan. 

Riset ini juga memberikan inovasi membran dialyzer dari bulu ayam yang memiliki kandungan keratin yaitu protein serat yang kaya akan sulfur dan sistein. Dalam riset ini juga melakukan modifikasi membran dengan pengikatan silang yang memiliki sifat mekanik lebih baik dibandingkan dengan membran tanpa pengikatan silang yang mampu meningkatkan permeasi membran.

“Harapannya dengan membran tersebut mampu menghilangkan kreatinin melalui kombinasi adsorpsi dan difusi selama proses hemodialisis,” tutupnya.

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro