Jogging. /Reuters
Health

5 Manfaat Berjalan Kaki Setelah Makan, Sudah Tahu Belum?

Mia Chitra Dinisari
Senin, 25 September 2023 - 14:13
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Anda mungkin sudah sering mendengar saran untuk tidak langsung berbaring setelah makan, dan disarankan berjalan-jalan setelah makan.

Meskipun kadang bingung alasannya, ternyata ini baik untuk kesehatan. Telah terbukti secara ilmiah bahwa berjalan kaki setelah makan membantu pencernaan, mengatur gula darah, dan meningkatkan pengelolaan berat badan.

Kebiasaan ini juga meningkatkan kesehatan jantung, meningkatkan suasana hati, dan meningkatkan kualitas tidur.

Tujuannya bukan untuk berjalan bermil-mil jauhnya, tetapi jalan cepat singkat selama 10-30 menit.

Berikut beberapa manfaat jalan kaki setelah makan yang terbukti secara ilmiah.

1. Membantu menurunkan kadar gula darah

Setelah Anda makan, kadar gula darah Anda cenderung meningkat. Berjalan kaki sebentar dapat membantu menurunkan kadar gula darah dengan meningkatkan sensitivitas insulin.

Sebuah studi tahun 2009 yang diterbitkan di PubMed bertujuan untuk membandingkan efek olahraga sebelum dan sesudah makan malam pada individu dengan diabetes tipe 2. Peserta menjalani tiga percobaan – satu tanpa olahraga dan dua dengan berjalan treadmill selama 20 menit, baik sebelum atau segera setelah makan.

Berjalan kaki setelah makan menyebabkan kadar gula darah lebih rendah dibandingkan dengan berjalan kaki sebelum makan. Secara keseluruhan, jalan kaki setelah makan tampaknya lebih efektif dalam mengurangi dampak makan malam terhadap gula darah pada penderita diabetes tipe 2, sehingga berpotensi membantu mengendalikan lonjakan gula darah setelah makan.

2. Baik untuk kesehatan jantung

Jalan kaki adalah latihan kardiovaskular berdampak rendah yang secara signifikan dapat meningkatkan kesehatan jantung. Berjalan kaki secara teratur, terutama dengan kecepatan tinggi, dapat membantu menurunkan tekanan darah dengan meningkatkan sirkulasi dan mengurangi kekakuan arteri. Ini membantu dalam manajemen berat badan.

Selain itu, berjalan kaki berkontribusi terhadap penurunan kadar LDL berbahaya atau kolesterol jahat sekaligus meningkatkan kolesterol HDL bermanfaat, yang selanjutnya melindungi terhadap penyakit jantung. Manfaat-manfaat ini secara kolektif mengurangi risiko penyakit jantung, menjadikan jalan kaki sebagai cara yang mudah diakses dan efektif untuk mendukung kesehatan jantung.

3. Meningkatkan kualitas tidur

Berjalan kaki setelah makan berdampak positif pada kualitas tidur sebagian individu. Jalan-jalan santai setelah makan dapat membantu relaksasi dan mengurangi kegelisahan, sehingga berpotensi memfasilitasi tidur yang lebih baik. Aktivitas fisik, bahkan dengan intensitas ringan, memicu pelepasan endorfin, meningkatkan rasa sejahtera yang dapat memudahkan transisi menuju tidur nyenyak.

Selain itu, berjalan kaki membantu mengatur ritme sirkadian sehingga berkontribusi pada siklus tidur-bangun yang lebih konsisten. Jalan-jalan setelah makan diketahui memiliki efek menenangkan dan sangat bermanfaat bagi mereka yang ingin memperbaiki pola tidur secara keseluruhan dan menikmati istirahat malam yang lebih memulihkan.

4. Baik untuk kesehatan mental

Aktivitas fisik, termasuk jalan kaki sederhana, berdampak besar pada kesehatan mental. Ini mengaktifkan pelepasan endorfin, yang sering disebut sebagai hormon “perasaan baik”. Endorfin ini bertindak sebagai pengangkat suasana hati alami, meningkatkan rasa bahagia dan relaksasi.

Aktivitas fisik secara teratur, seperti berjalan kaki, dapat membantu melawan stres dan kecemasan. Saat Anda berolahraga, tubuh Anda juga melepaskan neurotransmiter seperti dopamin dan serotonin, yang terkait erat dengan pengaturan suasana hati. Hal ini dapat mengurangi perasaan depresi dan kecemasan. Selain itu, sifat ritme berjalan dan fokus pada lingkungan sekitar dapat berfungsi sebagai latihan kesadaran, membantu menenangkan pikiran yang berpacu dan mengurangi stres.

5. Membantu pencernaan

Jalan kaki dapat merangsang pencernaan. Sebuah studi tahun 2020 yang diterbitkan di Pubmed mengeksplorasi hubungan antara aktivitas fisik dan gejala gastrointestinal pada mahasiswa dengan sindrom iritasi usus besar. Mereka menggunakan Skala Penilaian Gejala Gastrointestinal (GSRS) dan mengukur langkah harian dengan pedometer selama seminggu.

Analisis menemukan bahwa lebih banyak berjalan kaki dikaitkan dengan skor GSRS yang lebih rendah, yang menunjukkan ketidaknyamanan yang lebih ringan. Temuan ini menunjukkan bahwa aktivitas fisik secara teratur dapat membantu meringankan gejala GI pada individu muda dengan IBS.

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro