Bisnis.com, JAKARTA – Seiring bertambahnya usia, baik pria maupun wanita mengalami penurunan kesuburan, tetapi banyak diantara usia produktif juga memiliki kesuburan yang rendah.
Kesuburan yang rendah mengakibatkan pasangan sulit mendapatkan keturunan, tentu hal ini merupakan kekecewaan terbesar bagi pasangan. Ada beberapa cara untuk mengatasi hal ini, tetapi perlu ditelusuri dahulu penyebab ketidaksuburan tersebut.
Tergantung pada hasil tes kesuburan, ada sejumlah perawatan yang tersedia. Perawatan untuk ketidaksuburan dapat membawa harapan bagi orang-orang yang ingin memiliki bayi.
Jika dokter mencurigai ada penyebab seorang wanita tidak bisa hamil, ada beberapa pemeriksaan yang bisa dilakukan untuk mengetahui kesuburan wanita dan pasangan tersebut. Ketahuilah beberapa tes berikut ini :
1. Tes Pasca Senggama
Tes ini mengharuskan pasangan melakukan hubungan intim beberapa jam sebelumnya dan kemudian mengunjungi dokter untuk mengambil sampel lendir serviks untuk pemeriksaan mikroskopis. Ini adalah cara untuk menguji kelayakan sperma dan interaksinya dengan lendir serviks.
2. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dapat menemukan varikokel pembentukan pembuluh darah abnormal di atas testis dan kemudian bisa memperbaikinya dengan operasi.
3. Evaluasi Hormon
Testosteron dan hormon lain mengontrol pembuatan sperma. Namun perlu diingat bahwa hormon bukanlah masalah utama pada sekitar 97% pria infertil. Para ahli tidak sepakat mengenai seberapa besar pencarian yang harus dilakukan untuk mengetahui penyebab infertilitas hormonal.
4. Tes sperma
Pada beberapa kasus, masalah kesuburan disebabkan oleh pasangan pria. Terkadang masalah kesuburan disebabkan oleh jumlah sperma yang tidak cukup atau sperma tidak bergerak dengan baik. Pasangan pria akan diminta untuk memberikan sampel sperma dan membawanya untuk diuji.
Tes kesuburan bisa dilakukan sebelum menikah pada pria dan wanita, untuk mempercepat proses kehamilan
5. Tes Darah Untuk Memeriksa Ovulasi
Kadar hormon dalam darah wanita berkaitan erat dengan ovulasi, yaitu saat indung telur melepaskan sel telur ke saluran tuba.
Ketidakseimbangan hormon dapat menyebabkan masalah ovulasi, dan tes darah dapat membantu mengetahui apakah hal ini terjadi.
Penyebab paling umum dari masalah ovulasi adalah sindrom ovarium polikistik, fase tidak mengalami menstruasi atau menstruasi yang tidak teratur, juga dapat menjadi tanda masalah ovulasi.
6. Tes Untuk Klamidia
Klamidia adalah infeksi menular seksual yang paling umum terjadi di Australia. Infeksi ini dapat menyebabkan penyakit radang panggul dan masalah kesuburan.
Tes ini dapat berupa tes urine atau usapan dari saluran tempat keluarnya air seni/kencing atau leher rahim.
7. Scan Ultrasonografi
Scan ultrasonografi dapat dilakukan untuk memeriksa indung telur, rahim atau uterus dan saluran tuba. Teknik scan ini dapat membantu dokter memeriksa kesehatan indung telur dan rahim.
Kondisi tertentu yang memengaruhi rahim, seperti endometriosis dan fibroid, dapat mencegah terjadinya kehamilan. Teknik scan ini juga dapat memeriksa penyumbatan pada tuba falopi atau saluran yang menghubungkan indung telur dan rahim, yang dapat menghentikan sel telur untuk berjalan di sepanjang saluran dan masuk ke dalam rahim.
8. Rontgen Tuba Falopi
Pemeriksaan ini disebut ‘histerosalpingogram’ (HSG). Pada pemeriksaan ini zat warna disuntikkan melalui leher rahim saat pasien menjalani rontgen.
Metode ini akan membantu dokter untuk melihat apakah ada penyumbatan pada saluran tuba, karena penyumbatan dapat menghentikan sel telur bergerak ke tuba menuju rahim dan membuat seseorang tidak bisa hamil.
9. Laparoskopi
Jika memiliki masalah panggul yang diketahui seperti penyakit radang panggul (PID) atau endometriosis, laparoskopi (pembedahan lubang kunci) dapat dilakukan.
Tindakan ini melibatkan sayatan kecil pada perut sehingga tabung tipis dengan kamera (laparoskop) dapat digunakan untuk melihat rahim, saluran tuba, dan indung telur. (Maria Elfika Simplisia)