Bisnis.com, JAKARTA - Hubungan cinta yang harmonis merupakan impian setiap pasangan. Namun, setiap momen dalam hubungan tidak selalu berujung indah, terutama jika tidak diatasi dengan baik.
Dalam hubungan yang berjalan baik, pasangan tidak hanya memberikan keuntungan satu sama lain,melainkan mengambil langkah-langkah suportif aktif yang menumbuhkan komitmen. Hal ini juga dinyatakan dalam komunikasi antara pasangan.
Respons dan cara komunikasi pasangan di saat-saat yang menantang dan menggembirakan adalah hal penting.
Hal ini juga disoroti oleh beberapa penelitian tentang nilai strategi untuk menyelesaikan konflik dan mengembalikan keharmonisan dalam perdebatan.
Dilansir Psychology Today (25/11/2023) sebuah studi tahun 2021 yang diterbitkan dalam jurnal Frontiers in Psychology menyoroti pentingnya komunikasi yang sehat dalam suatu hubungan, tidak hanya dalam pertengkaran atau keadaan darurat tetapi juga saat mengalami saat-saat indah. Respons dan cara komunikasi pasangan pada momen-momen ini dapat meningkatkan tingkat kepuasan hubungan atau menandakan berakhirnya hubungan.
Berikut dua momen penting dalam suatu hubungan yang dapat memengaruhi masa depannya:
1. Bagaimana Respon Pasangan Saat Bertengkar
Penelitian menunjukkan bahwa pertengkaran dan masalah komunikasi adalah beberapa penyebab utama berakhirnya hubungan. Namun, yang penting bukan hanya topik perselisihannya, tetapi juga cara pasangan berkomunikasi selama perselisihan berlangsung.
Hal ini dilihat dari nada suara pasangan, kecenderungan untuk menyela atau berbicara melebihi pasangannya, dan semua hal yang berkontribusi pada hasil konflik.
Penelitian menunjukkan bahwa meskipun perselisihan tidak berbahaya, bersikap defensif, keras kepala atau menarik diri dari percakapan dapat merusak hubungan.
Para peneliti lebih lanjut menyoroti pentingnya akomodasi dalam argumen, yang melibatkan strategi yang digunakan individu untuk menyelesaikan konflik dan memulihkan keharmonisan dalam hubungan.
Biasanya ada empat jenis respons:
- Aktif-konstruktif
Pasangan sengaja mendiskusikan masalah dan secara aktif berupaya menyelesaikan masalah.
- Pasif-konstruktif
Seorang pasangan mungkin diam-diam memaafkan dan dengan sabar menunggu keadaan membaik, tanpa mengungkapkan ketidaksetujuannya secara terang-terangan.
- Aktif-destruktif.
Individu cenderung mengkritik pasangannya dan bahkan mengancam untuk mengakhiri hubungan sebagai respons terhadap suatu masalah.
- Pasif-destruktif
Individu mengabaikan pasangannya dan masalah mendasarnya, sehingga menyebabkan kurangnya komunikasi konstruktif atau kemungkinan penyelesaian.
2. Bagaimana Cara Pasangan Menanggapi Kabar Baik
Berbagi kabar baik dan momen bahagia dengan pasangan, yang dikenal sebagai kapitalisasi, dapat meningkatkan atau menghambat kualitas hubungan, berdasarkan tanggapan mereka.
Sebuah studi pada tahun 2023 menemukan bahwa perasaan dihargai oleh pasangan merupakan hasil dari respons positif yang membuat hubungan lebih terawat, serta lebih tanggap terhadap kebutuhan dan lebih mungkin untuk tetap berkomitmen.
Hal ini menumbuhkan perasaan tanggap, koneksi dan keintiman emosional pasangan. Di sisi lain, tanggapan yang pasif atau destruktif dapat membuat pasangannya merasa diabaikan atau kurang dihargai karena mereka tidak menerima apa pun selain pengakuan sekilas atau dikritik dan tidak diakui, sehingga respons seperti ini menyebabkan rusaknya hubungan.
Penelitian juga menunjukkan bahwa respons aktif-konstruktif yang bersifat proaktif atau meminta pasangan menguraikan kabar baik dan dengan demikian memperkuat kegembiraan bersama akan menghasilkan kepuasan seksual yang lebih besar, sedangkan jenis respons lainnya dikaitkan dengan kepuasan yang lebih rendah atau bahkan tekanan seksual.
Sebuah studi pada tahun 2022 menyoroti pentingnya menjaga kesehatan mental diri sendiri untuk menjadi pasangan yang lebih responsif. Para peneliti menemukan bahwa orang lebih mampu merespons kabar baik pasangannya dengan antusias ketika mereka sendiri mengalami emosi positif. (Maria Elfika Simplisia)