Bisnis.com, SOLO - Klarifikasi Zara soal kampanye iklan "The Jacket" malah justru menuai kritik netizen yang lebih parah.
Zara dinilai melakukan gaslighting dalam klarifikasinya karena kalimat yang cenderung menyalahkan pelanggan.
Gaslighting tersebut terlihat dalam klarifikasinya yang berbunyi, "Sayangnya, beberapa pelanggan merasa tersinggung dengan gambar tersebut, yang saat ini telah dihapus, karena menganggap adanya makna yang jauh dari apa yang menjadi tujuan sebenarnya'.
Apa Itu Gaslighting?
Melansir dari medicalnewstoday, Gaslighting adalah salah satu bentuk abusive terhadap psikologis seseorang.
Di mana tindakan gaslighting dapat membuat seseorang mempertanyakan kewarasan, ingatan, atau persepsinya tentang realitas.
Orang yang mengalami gaslighting pun mungkin akan merasa bingung, cemas, atau tidak percaya diri.
Menilik sejarahnya, istilah “gaslighting” berasal dari judul drama tahun 1938 dan film tahun 1944, Gaslight, di mana seorang suami memanipulasi istrinya dengan mengira istrinya menderita penyakit mental.
Cara Gaslighting Bekerja
Gaslighting adalah metode untuk mendapatkan kendali atas orang lain. Cara kerjanya yakni dengan menghancurkan kepercayaan seseorang terhadap dirinya sendiri.
Seorang pelaku gaslighting pun akan membuat korbannya meningkatkan kepercayaan atau ketergantungannya.
Variasi Gaslighting
Berdasarkan Hotline KDRT Nasional, gaslighting dapat terjadi dalam berbagai cara. Beberapa contohnya meliputi:
- Countering: Hal ini terjadi saat seseorang mempertanyakan ingatan seseorang. Misalnya “Kamu yakin tentang hal itu? Ingatanmu buruk,” atau “Aku pikir kamu lupa apa yang sebenarnya terjadi,”
- Witholding: Tindakan ini melibatkan seseorang yang berpura-pura tidak memahami percakapan atau menolak mendengarkan hingga membuat seseorang meragukan dirinya sendiri. Misalnya, mereka mungkin berkata, “Sekarang kamu membuatku bingung,” atau “Aku tidak mengerti apa yang kamu bicarakan”
- Trivializing: Hal ini terjadi ketika seseorang meremehkan atau mengabaikan perasaan orang lain. Pelaku akan menuduh korbannya “terlalu sensitif” atau bereaksi berlebihan dalam menanggapi kekhawatiran yang sah dan masuk akal.
- Denial: Penyangkalan melibatkan seseorang yang menolak bertanggung jawab atas tindakannya. Mereka mungkin melakukan ini dengan berpura-pura melupakan apa yang terjadi, mengatakan bahwa mereka tidak melakukannya, atau menyalahkan orang lain atas perilaku mereka.
- Diverting: Dengan teknik ini, seseorang mengubah fokus diskusi dengan mempertanyakan kredibilitas lawan bicara. Misalnya, mereka mungkin berkata, “Itu hanya omong kosong yang kamu baca di internet. Itu tidak nyata”
- Stereotyping: Sebuah artikel tahun 2019 menunjukkan bahwa seseorang mungkin dengan sengaja menggunakan stereotip negatif tentang jenis kelamin, ras, etnis, seksualitas, kebangsaan, atau usia seseorang untuk menyulutnya. Misalnya, mereka mungkin mengatakan bahwa tidak seorang pun akan mempercayai seorang perempuan jika dia melaporkan pelecehan.