Bisnis.com, JAKARTA - Dalam beberapa tahun terakhir, tren peningkatan signifikan dalam diagnosis kanker di kalangan generasi milenial meningkat.
Biasanya dikaitkan dengan kelompok usia yang lebih tua, peningkatan kasus kanker di antara mereka yang lahir antara tahun 1981 dan 1996 telah membuat para peneliti bingung dan pejabat kesehatan masyarakat khawatir.
D Mohit Agarwal, Direktur Onkologi Medis, Rumah Sakit Fortis Shalimar Bagh dilansir dari timesofindia mengatakan ada beberapa faktor yang berkontribusi terhadap lonjakan kasus kanker yang tidak dapat dijelaskan di kalangan generasi milenial.
Salah satu perhatian utama adalah pilihan gaya hidup. Generasi milenial sering kali menghadapi tingkat stres yang lebih tinggi akibat ketidakpastian ekonomi, tekanan karier, dan pengaruh media sosial yang selalu ada.
Gaya hidup yang tidak banyak bergerak, pola tidur yang tidak teratur, dan kebiasaan makan yang tidak sehat semakin memperparah pemicu stres ini, sehingga menciptakan lingkungan yang kondusif bagi perkembangan kanker.
Faktor lingkungan juga berperan. Generasi milenial terpapar polusi lingkungan yang berbeda dibandingkan generasi sebelumnya, termasuk peningkatan polusi udara, pestisida, dan racun lainnya. Efek kumulatif dari paparan ini mungkin berkontribusi pada tingginya insiden kanker pada demografi ini.
Selain itu, meluasnya penggunaan perangkat elektronik membuat generasi milenial terpapar cahaya buatan dengan tingkat yang lebih tinggi, sehingga berpotensi mengganggu ritme sirkadian dan memengaruhi perkembangan kanker.
Tertundanya program keluarga berencana juga bisa menjadi salah satu faktor penyebabnya. Banyak generasi milenial yang menunda menjadi orang tua hingga usia lanjut, sehingga membuat mereka rentan terhadap masalah kesehatan reproduksi yang dapat meningkatkan risiko kanker.
Perempuan milenial, khususnya, menghadapi tantangan terkait penundaan persalinan, seperti meningkatnya penggunaan perawatan kesuburan dan intervensi hormonal yang dapat berdampak pada kerentanan terhadap kanker.
Faktor genetik tidak bisa diabaikan. Meskipun kanker sering dikaitkan dengan penuaan, mungkin terdapat kecenderungan atau mutasi genetik pada populasi milenial yang membuat mereka lebih rentan terhadap jenis kanker tertentu. Kemajuan dalam penelitian genetika sedang dilakukan untuk mengidentifikasi dan memahami potensi faktor genetik yang berkontribusi terhadap peningkatan angka kanker di kalangan generasi milenial.
Meningkatnya angka kanker yang tidak dapat dijelaskan di kalangan generasi milenial mengingatkan kita akan adanya interaksi kompleks antara gaya hidup, lingkungan, dan genetika dalam perkembangan penyakit mematikan ini.
Upaya penelitian yang mendesak diperlukan untuk mengungkap penyebab spesifik dan faktor risiko yang unik pada demografi ini, dan inisiatif kesehatan masyarakat harus disesuaikan untuk mengatasi tantangan khusus yang dihadapi generasi milenial dalam mempertahankan gaya hidup sehat.
Dengan memahami dan mengatasi faktor-faktor ini, kita berharap dapat membalikkan tren yang meresahkan ini dan berupaya menuju masa depan yang lebih sehat bagi generasi milenial.