Bisnis.com, JAKARTA - Pneumonia, suatu kondisi peradangan paru-paru, menimbulkan berbagai risiko, terutama bagi kelompok rentan.
Orang dewasa yang lebih tua, bayi, individu dengan sistem kekebalan yang lemah, dan mereka yang memiliki kondisi kesehatan kronis menghadapi kerentanan yang lebih tinggi.
Merokok, penyakit pernapasan kronis, dan paparan polusi lingkungan meningkatkan risiko.
Dilansir dari timesofindia, Dr. Padma Sundaram, MD, DNB, Konsultan Pulmonolog, Rumah Sakit Fortis, Richmond Road, Bengalur mengatakan pneumonia disebabkan oleh berbagai organisme seperti bakteri, virus, jamur, dan penyakit atipikal lainnya.
Gejala yang biasa timbul adalah batuk, demam, sesak napas, nyeri dada, badan mudah lelah, dan kadang-kadang batuk darah. Insiden pneumonia meningkat selama musim dingin terutama pada populasi rentan.
Angin dingin menyebabkan pengeringan lendir pernafasan dan bronkospasme serta terjadi peningkatan infeksi akibat kepadatan di dalam ruangan. Suhu tubuh yang lebih rendah di musim dingin juga melemahkan sistem kekebalan tubuh.
Perhatian medis yang tertunda, vaksinasi yang tidak memadai, dan kesehatan yang buruk secara keseluruhan berkontribusi terhadap peningkatan kerentanan. Mengenali faktor-faktor risiko, mengambil tindakan pencegahan seperti vaksinasi, menjaga kebersihan, dan segera mencari perawatan medis sangat penting dalam mengurangi bahaya yang terkait dengan pneumonia.
Komplikasi pneumonia
Abses paru-paru – Diagnosis atau pengobatan yang tertunda dapat menyebabkan pembentukan nanah di paru-paru. Jika nanah terkumpul di rongga paru maka diperlukan drainase dengan jarum atau selang dan durasi antibiotik yang lebih lama.
Efusi pleura — Cairan dapat terkumpul di antara lapisan tipis lapisan yang disebut pleura yang mengelilingi paru-paru di mana cairan tersebut kemudian dapat terinfeksi sehingga memerlukan drainase atau pembedahan segera jika terjadi komplikasi dan antibiotik selama 6 minggu.
Gagal napas dan sindrom gangguan pernapasan akut - Pasien mungkin mengalami gagal napas yang memerlukan dukungan oksigen dan ventilator di ICU dengan hasil yang buruk pada kasus yang parah.
Komplikasi sistemik
1. Gagal ginjal - pasien mungkin mengalami tekanan darah rendah dan syok yang akhirnya menyebabkan penghentian ginjal sehingga memerlukan dialisis.
2. Meningitis dan ensefalitis: Infeksi dapat menyebar ke otak atau sekitarnya menyebabkan peradangan yang menyebabkan kantuk, perubahan sensorium, sakit kepala, muntah karena ketegangan intrakranial yang tinggi, dan koma.
3. Bakteremia dan sepsis – Bakteri dari paru-paru dapat memasuki aliran darah dan menyebarkan infeksi ke organ lain, yang berpotensi menyebabkan kegagalan multi-organ dan kematian.
Diagnosis dini, memulai pengobatan yang memadai, dan vaksinasi profilaksis terhadap influenza, pneumonia terutama pada populasi rentan diperlukan untuk mencegah komplikasi di atas.