Penyebab dan Gejala Batuk Rejan, Bertahan hingga 100 Hari/fastpaceurgantcare.com
Health

Penyebab dan Gejala Batuk Rejan, Bisa Bertahan hingga 100 Hari

Mia Chitra Dinisari
Senin, 29 Januari 2024 - 16:32
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Batuk 100 hari merupakan nama lain dari batuk rejan yang secara medis juga disebut dengan pertusis.

Istilah ini mungkin sudah sering Anda dengar, atau bahkan pernah Anda rasakan.

Batuk yang sulit disembuhkan bahkan bisa bertahan lama meskipun Anda sudah mengonsumsi berbagai macam obat.

Disebut batuk 100 hari karena dapat berlangsung selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan dan berawal seperti flu biasa.

Batuk rejan, atau pertusis, adalah infeksi saluran pernapasan sangat menular yang disebabkan oleh bakteri Bordetella pertussis.

Dilansir dari timesofindia, penyakit ini ditandai dengan serangan batuk yang parah, seringkali berakhir dengan bunyi "rejan" yang khas saat orang tersebut menarik napas. Penyakit ini sangat berbahaya bagi bayi yang mungkin mengalami komplikasi.

Vaksinasi adalah tindakan pencegahan utama, dan pengobatan biasanya melibatkan antibiotik. Meskipun ada upaya vaksinasi, wabah masih dapat terjadi, hal ini menekankan pentingnya imunisasi dalam mencegah penyebaran infeksi pernafasan yang berpotensi serius ini.

Tanda-tanda awal infeksi adalah pilek dan sakit tenggorokan. Infeksi ini dapat mengancam jiwa bayi dan anak-anak.

Penyakit ini memiliki tingkat kematian sebesar 3% pada bayi baru lahir dan sebagian besar bayi di bawah enam bulan yang menderita batuk rejan dirawat di rumah sakit karena komplikasi, seperti dehidrasi, kesulitan bernapas, dan pneumonia.

Bagaimana cara mengidentifikasi apakah itu batuk rejan?​ Batuk rejan (pertusis) biasanya berkembang melalui beberapa tahap. Awalnya, gejalanya mirip dengan flu biasa, antara lain pilek, bersin, dan batuk ringan.

Seiring berkembangnya infeksi, timbul serangan batuk yang parah, sering kali disertai dengan suara "rejan" saat menghirup.

Muntah dan kelelahan dapat terjadi setelah episode batuk yang hebat. Serangan batuk bisa berlangsung selama berminggu-minggu, menyebabkan gangguan pernapasan yang parah. Pada bayi, gejalanya mungkin berbeda-beda, dengan risiko komplikasi yang lebih tinggi.

Batuk rejan sangat menular. Mencegah batuk rejan (pertusis) terutama melibatkan vaksinasi. Vaksin yang diberikan kepada bayi dan anak kecil ini memberikan perlindungan terhadap difteri, tetanus, dan pertusis.

Booster dianjurkan bagi remaja dan dewasa untuk menjaga kekebalan tubuh. Individu hamil juga disarankan untuk menerima vaksin pada setiap kehamilan, sehingga memberikan antibodi pelindung kepada bayi baru lahir.

Selain itu, menjaga kebersihan pernafasan, seperti menutup mulut dan hidung saat batuk atau bersin, dapat mengurangi penyebaran bakteri.

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro