Bisnis.com, JAKARTA - Pneumonia menjadi penyakit yang berbahaya dan mematikan di dunia. Penyakit ini menyerang saluran pernapasan yang disebabkan oleh bakteri, virus, dan jamur.
Bayi dan balita menjadi korban paling banyak akibat keganasan penyakit tersebut. World Health Organization (WHO) mencatat pneumonia telah merenggut nyawa 1,1 juta balita setiap tahunnya.
Dilansir dari laman resmi Kementerian Kesehatan, pemerintah Indonesia tengah membuat skema untuk menekan angka kematian yang disebabkan oleh pneumonia.
Caranya, dengan mencegah kurang dari 12 per 1,000 kelahiran hidup bayi baru lahir dan mengurangi kematian kurang dari 25 per 1,000 kelahiran hidup balita.
dr, Rina Triasih, M.Med (Paed), PhD, Sp.A(K) menjelaskan gejala pneumonia dapat dideteksi sejak dini oleh para orang tua.
Menurutnya, menghitung naik turunnya dada anak selama 1 menit saat bernapas bisa membantu orang tua mengenali gejala pneumonia.
“Kalau sampai umur 2 bulan jumlah napasnya dalam satu menit itu tidak lebih dari 60 (kali), kalau 1 tahun tidak lebih dari 50 (kali/menit), dan 5 tahun tidak lebih dari 40 (kali/menit),” kata Rina, dalam seminar bertema “Batuk Pilek Pada Anak, Apa yang Harus Diwaspadai?” yang digelar Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Selasa, (20/02/2024).
“Pada anak batuk pilek kemudian napasnya cepat seperti ini, biasanya kalau anaknya masih menyusui, orang tua bakal lihat tuh ada gerakan naik turun didadanya. Maka, dia itu harus dibawa ke dokter,” sambungnya.
Dia menuturkan kondisi berat saat terjangkit pneumonia adalah saat dinding dada masuk ke dalam ketika bernapas, di mana dada pada balita membentuk cekungan dan tampak tidak normal.
Rina mengimbau orang tua untuk mencegah penularan pneumonia pada anak dengan menerapkan pola hidup sehat dan memberikan vaksin Pneumococcal Conjugate Vaccine (PCV) kepada sang buah hati.
Sebagai informasi, acara tersebut juga dihadiri dr Piprim Basarah Yanuarso, Sp.A(K) selaku Ketua Unit Kerja Koordinasi (UKK) Respirologi IDAI, dan dr, Srisadono Fauzi Adi Prabowo. (Muhammad Sulthon Sulung Kandiyas)