Pemeriksaan diabetes/istimewa
Health

Riset CISDI: Cukai Minuman Manis Bisa Tekan Potensi 450.000 Kematian Akibat Diabetes

Mutiara Nabila
Kamis, 7 Maret 2024 - 19:24
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Cukai minuman berpemanis dalam kemasan (MBDK) semakin mendesak diterapkan. Pasalnya, banyak dampak baik yang bisa didapatkan termasuk menurunkan angka kematian akibat diabetes tipe 2.

Berdasarkan riset terbaru dari Center for Indonesia’s Strategic Development Initiatives (CISDI), implementasi cukai minuman berperisa dapat mengurangi beban kasus diabetes melitus tipe 2 di Indonesia hingga 2033.

“Apabila cukai diterapkan mulai 2024, jumlah penderita diabetes melitus tipe 2 diperkirakan turun setiap tahun dan dapat mencegah potensi 455.310 kasus kematian kumulatif akibat penyakit tersebut dalam satu dasawarsa ke depan,” kata Soewarta Kosen, Research Principal Investigator CISDI, di Jakarta, Kamis (7/3/2024).

Penelitian terbaru CISDI menyebutkan, kenaikan harga MBDK sebesar 20% untuk cukai berpotensi menurunkan konsumsi MBDK dan gula harian rata-rata sebanyak 5,4 gram untuk laki-laki dan 4,09 gram untuk perempuan. 

Adapun, berdasarkan perhitungan pemodelan ekonomi, penurunan angka konsumsi ini akan mencegah 253.527 kasus overweight dan 502.576 kasus obesitas dalam 10 tahun ke depan.

Riset ini juga menunjukkan kasus diabetes melitus tipe 2, salah satu penyebab kematian tertinggi di Indonesia, bakal mencapai 8.949.768 kasus kumulatif hingga 2033 jika cukai tidak segera diberlakukan. 

“Namun, apabila cukai MBDK diterapkan mulai 2024, kasus baru diabetes melitus tipe 2 diproyeksikan menurun signifikan menjadi 5.854.125 kasus. Artinya, sebanyak 3.095.643 kasus baru kumulatif dapat dicegah dalam satu dekade,” ungkapnya. 

Health Economics Research Associate CISDI Muhammad Zulfiqar Firdaus menyebutkan berdasarkan pemodelan ekonomi yang dilakukan CISDI, tanpa cukai, jumlah kematian kumulatif akibat diabete melitus tipe 2 diperkirakan meningkat setiap tahun hingga 1.393.417 pada 2033. 

"Sebaliknya, dengan penerapan cukai minuman berpemanis, potensi angka kematian tersebut dapat ditekan hingga sepertiganya," paparnya. 

Peneliti CISDI menghitung instrumen bernama Disability-Adjusted Life Years atau DALYs, untuk mengetahui beban ekonomi akibat kematian dan disabilitas yang berasal dari penyakit diabetes melitus tipe 2. 

Dari perhitungan tersebut CISDI menemukan dengan hilangnya kedua beban tersebut, Indonesia mampu menghemat biaya langsung atau biaya pengobatan akibat diabetes melitus tipe 2 sebesar Rp 24,9 triliun dan biaya tidak langsung atau kerugian akibat hilangnya produktivitas ekonomi karena diabetes sebesar Rp 15,7 triliun.

“Indonesia dapat menghemat hingga Rp 40,6 triliun dari penerapan cukai Minuman Berpemanis Dalam Kemasan [MBDK] yang dapat menaikkan harga jual produk MBDK di pasar paling tidak sebesar 20 persen,” imbuhnya.

Penulis : Mutiara Nabila
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro