Gaya Hidup yang Bisa Tingkatkan Risiko Kanker di Usia Muda/UGM
Health

Ini Gaya Hidup yang Bisa Tingkatkan Risiko Kanker di Usia Muda

Mia Chitra Dinisari
Selasa, 26 Maret 2024 - 12:20
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Kasus kanker dalam beberapa tahun terakhir terus naik di dunia, khususnya di kalangan dewasa muda dalam kelompok usia 31 hingga 40 tahun.

Alasan peningkatan kejadian ini adalah perubahan pola makan, yang mencakup peningkatan asupan makanan olahan, daging merah, dan makanan berlemak, serta penurunan konsumsi serat dan zat gizi mikro.

Dr. Rajshekhar C Jaka, Konsultan - Bedah Onkologi dan Bedah Robotik, Rumah Sakit Manipal Whitefield, Jayanagar dan Malleshwaram menyatakan gaya hidup yang tidak banyak bergerak dan peningkatan penggunaan tembakau dan alkohol merupakan faktor tambahan yang berkontribusi terhadap peningkatan kasus ini.

Hal ini menyiratkan adanya kebutuhan mendesak untuk fokus pada deteksi kanker, karena jika terdeteksi dini, pada stadium 1 dan 2, kanker tersebut seringkali dapat disembuhkan, termasuk juga kanker kolokteral.

Bahkan pada stadium 3, pengangkatan massa kanker secara memadai dapat menyembuhkan. Kemajuan dalam pengobatan, termasuk medis, tertarget, dan imunoterapi, telah meningkatkan hasil secara signifikan.

Teknik bedah, khususnya bedah robotik, telah mengalami kemajuan yang signifikan, sehingga memungkinkan pengangkatan tumor secara tepat dengan komplikasi yang lebih sedikit.

Bedah robotik telah memberikan banyak perbedaan pada banyak pasien dalam hal pelestarian organ seperti sfingter, sehingga menjaga kontinensia dan menghindari kebutuhan akan stoma permanen, yang sangat berdampak pada kehidupan sosial pasien.

Tindakan pencegahan dan perubahan gaya hidup tertentu dapat membantu menurunkan risiko kanker kolorektal. Peningkatan aktivitas fisik, perubahan pola makan termasuk peningkatan asupan buah dan sayur, serta berhenti merokok merupakan faktor penting.

Bukti menunjukkan bahwa aspirin yang diminum dalam dosis rendah selama 5 sampai 10 tahun dapat menurunkan risiko kambuhnya kanker kolorektal.

Faktor terpenting yang meningkatkan risiko adalah merokok, konsumsi daging merah atau olahan, konsumsi alkohol dalam jumlah banyak, obesitas, dan kadar vitamin D yang rendah.

Risiko kanker kolokteral

Orang yang memiliki polip di usus besar, penyakit radang usus, fibrosis kistik, atau riwayat keluarga dengan kanker kolorektal juga lebih mungkin terkena penyakit ini dibandingkan orang lain.

Gejala seperti perubahan kebiasaan buang air besar, peningkatan frekuensi buang air besar (4 hingga lima kali sehari), rasa tidak tuntas buang air besar setelah buang air besar, dan anemia (hemoglobin rendah) tidak boleh diabaikan.

Wasir (wasir) atau Anemia pada individu berusia di atas 40 tahun mungkin mengindikasikan kanker kolorektal dan memerlukan pemeriksaan lebih lanjut melalui kolonoskopi.

Skrining direkomendasikan untuk individu berusia di atas 50 tahun, dengan setidaknya satu kolonoskopi dapat mendiagnosis kanker stadium awal. Mereka yang memiliki riwayat keluarga menderita kanker harus menjalani kolonoskopi 10 tahun sebelum usia anggota keluarga tersebut didiagnosis.

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro