Bisnis.com, JAKARTA – Antibiotik merupakan obat yang diperuntukan untuk membunuh atau menghambat pertumbuhan bakteri.
Sedangkan obat pencahar adalah solusi dalam mengatasi sembelit pada usus. Namun, jika kedua obat itu dikonsumsi secara berlebihan akan berbahaya bagi kesehatan.
Antibiotik mungkin sudah familiar didengar karena menjadi obat andalan ketika tubuh terinfeksi virus. Biasanya dokter memberikan dosis antibiotik sesuai kondisi tubuh pasien.
Namun, obat ini selalu disalah artikan bagi beberapa orang yang terus mengonsumsinya dengan dalih terhindari ancaman virus berbahaya. Padahal hal itu justru memberikan dampak negatif bagi kesehatan.
“Setelah dia (pasien) makan antibiotik kemudian beratnya mudah naik, atau sebaliknya beratnya lebih mudah turun. Di situ (antibiotic) merubah kesimbangan bakteri disaluran cerna,” jelas Dr. dr. Stevent Sumantri, SpPD, K-AI, DAA, FINASIM, kepada wartawan, dikutip Kamis (28/3/2024).
Menurutnya, ketidak seimbangan bakteri di usus membuat terganggunya metabolisme tubuh yang justru menghadirkan berbagai masalah kesehatan.
Reaksi antibiotik bisa membunuh bakteri baik dalam usus dan berakibat virus atau bakteri jahat mudah menginfeksi tubuh manusia.
Masalah tersebut juga terjadi ketika tubuh terlalu banyak mengonsumsi obat pencahar. Obat ini biasa digunakan bagi orang-orang dengan masalah sembelit atau bertujuan melangsingkan tubuh.
“Rutin pakai pencahar, misalnya. Ada beberapa pasien ku yang malah jadi kondisi autoimun,” jelasnya.
Saat terjadi autoimun, sel-sel yang seharusnya memproteksi tubuh dari berbagai macam penyakit justru dimatikan.
Selain itu, dampak yang lebih mengerikan adalah terjadinya infeksi saluran pencernaan akibat banyaknya paparan virus asing yang masuk kedalam tubuh.
Hal ini tidak menutup kemungkinan tubuh juga mengalami stress hebat. Pasalnya, menurut stevent sistem pencernaan saling terhubung dengan berbagai saraf.
“Pada saat saluran cernanya meradang, bakteri saluran cerna yang baik banyak yang mati. Ternyata bakteri cerna itu adalah yang menghasilkan serotonin. Serotonin adalah feel good hormon yang sangat berkaitan dengan manusia itu happy atau engga. Begitu saluran bakterinya banyak mati,saluran cernanya meradang. Serotoninnya menurun. Kemudian orang itu jadi depresi,” pungkasnya.
Oleh sebab itu, stevent mengimbau agar masyarakat selalu mengonsumsi obat berdasarkan resep dokter. Tak hanya itu, pola makan dengan gizi seimbang juga harus diterapkan bersamaan aktivitas olahraga. (Muhammad Sulthon Sulung Kandiyas)