Hari Autisme Sedunia, TikTok Soroti Anak Autis Tetap Bisa Berprestasi
Health

Hari Autisme Sedunia, TikTok Soroti Anak Autis Tetap Bisa Berprestasi

Mutiara Nabila
Selasa, 2 April 2024 - 13:48
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA -- Setiap 2 April diperingati sebagai Hari Autisme Sedunia. Meskipun menderita gangguan neurologis ini, tidak menutup kemungkinan bagi mereka untuk tetap berprestasi. 

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) yang dilansir dari situs Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, jumlah orang yang mengalami gangguan spektrum autisme (Autism Spectrum Disorder / ASD) di Indonesia mencapai sekitar 2,4 juta orang. 

Jumlah orang dengan autisme pun diperkirakan meningkat hingga 500 orang setiap tahunnya. Gangguan perkembangan neurologis ini mengakibatkan mereka kesulitan dalam berkomunikasi dan bersosialisasi, sehingga mereka pun membutuhkan metode yang berbeda dalam belajar dan beradaptasi dengan kehidupan di masyarakat.

Namun, pemahaman masyarakat tentang autisme masih perlu diupayakan, melihat masih adanya kasus-kasus diskriminatif terhadap anak-anak dengan autisme. 

Hari Autisme Sedunia yang jatuh pada 2 April pun bisa menjadi momentum untuk menyebarkan pemahaman tentang autisme dan meningkatkan dukungan terhadap anak-anak dengan autisme kepada masyarakat luas. 

Hal ini pun juga terus dilakukan oleh para kreator TikTok yang berbagi pengalaman mereka dari beragam sudut pandang, salah satunya dari seorang pelari marathon yang sekaligus merupakan penyandang autisme. 

Adalah Natrio Catra Yososha (@natrio_catra_yososha) yang bisa membuktikan bahwa penyandang autisme bisa raih prestasi. 

Memiliki autisme tidak membatasi Yososha dalam mengeksplorasi kegiatan yang dia sukai. Pria yang akrab disapa Osha ini, terdiagnosa dengan ASD sejak usia 8 tahun. 

Namun, berkat dukungan sang ibu, Osha tak berhenti mengeksplorasi minatnya. Mulai dari bermain musik hingga mampu bermain biola, menempuh studi di jurusan Arkeologi Universitas Gadjah Mada sesuai minatnya sejak kecil di bidang sejarah dan kepurbakalaan, hingga menjadi pelari marathon pertama di Indonesia dengan autisme.

Pada 2023, Osha juga menjadi penyandang autis pertama yang menyelesaikan maraton penuh sepanjnag 42 kilometer. Osha merampungkan marathon tersebut dalam waktu 6 jam 47 menit adn 37 detik, serta selesai sebagai finisher. 

Sejak 2022, Osha pun kerap membagikan kisahnya sebagai penyandang autisme di usia dewasa kepada komunitas TikTok. 

Salah satu kontennya yang paling banyak menarik komentar dan interaksi dari komunitas adalah tentang masking, yaitu cara orang dewasa dengan autis menutupi ciri khas autisme saat sedang di depan publik, misalnya dengan berusaha lebih lama kontak mata dan mengurangi distraksi fokus. 

Dia memperlihatkan kesehariannya sebagai orang dewasa, caranya memecahkan masalah, dan terus menekankan bahwa dirinya yang sekarang adalah hasil dari perjuangan panjang sejak kecil. 

Konten-kontennya pun membantu komunitas TikTok untuk lebih memahami tentang tantangan dan usaha orang dengan autisme, sehingga harapannya bisa lebih berempati. 

Melalui konten-kontennya, Osha juga berusaha memberikan pemahaman bahwa anak dengan autisme pun dapat menjalani kehidupan dewasa yang mandiri dan berprestasi.

Penulis : Mutiara Nabila
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro