Bisnis.com, JAKARTA - Tepat pada tanggal 17 April, ditetapkan sebagai Hari Hemofilia sedunia. Penetapan hari tersebut dimulai melalui Federasi Hemofilia Dunia (WFH).
Hari Hemofilia Sedunia pertama kali dirayakan pada tanggal 17 April 1989, sekaligus memperingati ulang tahun Frank Schnabel, pendiri WFH pada saat itu. Hemofilia ditemukan pada abad ke-10, ketika orang-orang tersadar terkait tingginya jumlah kematian pada pria .
Pada tahun 1803, Dr John Conrad Otto dari Philadelphia mulai meneliti terkait "pendarahan", yang akhirnya menyimpulkan bahwa penyakit ini diturunkan dari ibu ke anak laki-lakinya atau dalam kata lain terjadi secara genetik. Pada tahun 1937, hemofilia diklasifikasikan sebagai kelainan genetik tipe A atau B. Namun, pengobatan yang efektif belum ditemukan hingga saat itu.
Timbulnya penyakit ini diakibatkan oleh adanya kromosom yang berakibat darah tidak dapat menggumpal, sehingga timbul pendarahan.
Bagi penderita Hemofilia, biasanya memiliki riwayat kekurangan protein dalam darah, dan berakibat pada pembekuan. Protein memiliki peran sebagai trombosit yang akan menghentikan aliran darah di area yang mengalami cedera.
Dilansir dari www.jagranjosh.com, peringatan Hari Hemofilia ini dilakukan oleh WFH sebagai wujud penggalangan dana yang dilakukan untuk membantu orang-orang yang tidak memiliki biaya untuk pengobatan penyakit tersebut.
Baca Juga Perjuangan Berat Hidup dengan Hemofilia |
---|
Selain itu, hal ini juga dapat dijadikan sebagai forum diskusi bersama keluarga, teman, dan kolega lain terkait penyakit Hemofilia yang diderita.
Federasi Hemofilia Dunia akan merayakan Hari Hemofilia Sedunia tahun ini dengan tema “Akses untuk Semua: Pencegahan Pendarahan sebagai Standar Perawatan Global.”
Sama hal nya dengan tema yang diangkat pada tahun sebelumnya, seluruh tema berkaitan tentang berbagai upaya pencegahan dan pengobatan yang tepat untuk para penderita pendarahan. Supaya senantiasa untuk bersemangat dan berusaha menghadapi penyakit yang diderita.
Perayaan Hari Hemofilia tahun ini berfokus mendorong dan mendukung peran pemerintah selaku pembuat kebijakan untuk pencegahan, pengobatan, dan pengendalian pendarahan yang terjadi secara tepat pada penderita gangguan pendarahan.
Hal utama yang menjadi poin penting pada Hari Hemofilia ini adalah kesadaran untuk mengedukasi para pasien dalam menangani gangguan dan pengobatan yang tepat. (Maharani Dwi Puspita Sari)