Bisnis.com, JAKARTA - Zita Anjani, anak dari Zulkifli Hasan, mendapat banyak kritikan dari netizen setelah mengunggah produk boikot.
Melalui Instagramnya, @zitaanjani, ia mengunggah foto gelas kopi Starbucks dengan background Tanah Suci.
Aksinya itu akhirnya menimbulkan banyak hujatan, di mana banyak masyarakat menilai Zita tak seharusnya melakukan hal tersebut.
Pasalnya, Starbucks masuk ke dalam kategori produk yang diboikot kare diduga memberikam dukungan untuk Israel.
Banyaknya komentar pedas yang ditujukan padanya tak membuat Zita gusar. Ia pun langsung membalas kritikan netizen dengan kalimat panjang.
Menurut Zita, memboikot produk Zionis seharusnya dilakukan secara menyeluruh. Ia pun mengatakan banyak barang sehari-sehari yang masuk daftar boikot.
"Sibuk huru-hara cuma karena satu brand, padahal masih banyak yang harus diperhatiin kalo emang mau full support. Coba cek di rumah, masih ada gak barang-barang yang harusnya kalian teriakkan “boikot” juga?" tulisnya pada Rabu (24/4/2024).
Politisi PAN itu kemudian menyinggung beberapa pihak yang ingin memboikot, harusnya dilakukan secara menyeluruh.
"Bahkan barang-barang yang sering banget kita pake seperti handphone, sabun, pakaian, atau sosmed yang kalian sering gunakan setiap hari itu sebenernya support pihak mana? Jadi jangan nanggung kalo mau support Palestina," lanjutnya.
Zita pun meminta masyarakat yang melakukan boikot untuk mengganti semua produk menjadi milik lokal dan bukan yang mengarah kepada Zionis.
"Sekalian aja tuh ganti semua brand yang biasa kalian pake, jadi pake produk lokal semua, gimana? Buat perubahan lewat jalur ekonomi, bukan sekadar komentar penuh emosi,"
Terakhir, Zita memberikan sindiran untuk orang-orang yang ingin memboikot namun tak melakukannya dengan penuh.
Nge-boikot satu brand karena ikut-ikutan gak bikin kalian semua jadi paling keren, coba dong terapin juga ke kehidupan kalian sehari-hari," pungkasnya.
Bukan dukungan, postingan tersebut langsung kembali mendapat rujakan netizen. Mereka menilai Zita tak mau menerima kritik dan justru bersikap playing victim.
