Bisnis.com, JAKARTA - Semakin bertambahnya usia, tubuh manusia akan mengalami banyak perubahan salah satunya adalah menopause yang utamanya dialami perempuan.
Perubahan tersebut dapat terjadi ketika fungsi organ, produksi hormon, dan sel lainnya tidak dapat bekerja secara maksimal seperti sedia kala.
Menopause dapat terjadi pada wanita yang berusia muda hingga lansia. Lantas, pencegahan apa yang dapat dilakukan untuk mencegah menopause sejak dini?
Baca Juga Ilmuwan Siapkan Obat Anti Menopause |
---|
Menopause merupakan salah satu kondisi wanita yang tidak mengalami menstruasi selama dua belas bulan berturut-turut bahkan lebih.
Kondisi ini dipengaruhi secara langsung oleh genetika yang memiliki peran besar dalam menentukan usia ketika menopause.
Dilansir dari healthline, beberapa peneliti berpendapat bahwa menopause dapat dipengaruhi oleh aktivitas seperti berolahraga, gaya hidup, emosional, dan perilaku sosial.
Di Amerika Serikat, peneliti menemukan wanita yang mengalami menopause berkisar pada usia 40-51 tahun. Rata-rata usia menopause ini banyak ditemukan di beberapa negara lainnya.
Namun, ada beberapa kasus yang terjadi bahwa menopause menimpa wanita yang belum genap memasuki usia 40 tahun.
Maka dari itu, dibutuhkan adanya pencegahan yang harus dilakukan untuk mencegah menopause.
Baca Juga Makanan Cegah Insomnia Selama Menopause |
---|
Berikut tips mencegah menopause dini untuk perempuan
1. Melakukan diet tinggi kalori dan protein
Melakukan diet dengan mengurangi makanan dan minuman yang memiliki kadar kalori dan protein tinggi sangat diperlukan. Beberapa penelitian menemukan bahwa jumlah kalori yang berlebih akan memicu terjadinya menopause secara cepat.
Ditemukan fakta lainnya berupa saran dan anjuran untuk mengonsumsi kacang-kacangan, ikan, dan sumber vitamin D pada susu yang terbukti mampu menurunkan 17% risiko terjadinya menopause sejak dini.
2. Rutin berolahraga
Rutin berolahraga memiliki banyak manfaat yang baik bagi kesehatan, salah satunya memperlancar menstruasi.
Banyak ditemukan kasus pada remaja dan orang dewasa yang tidak memiliki siklus menstruasi secara teratur. Hal tersebut terjadi karena adanya penumpukan lemak, obesitas, yang menghalangi proses menstruasi di dalam rahim.
Olahraga diperlukan untuk meningkatkan daya tahan, memperlancar fungsi dari sistem jaringan, serta mencegah terjadinya penyakit kronis pada tubuh. Lakukan olahraga ringan selama 30 menit dalam sehari, untuk mengoptimalkan seluruh kinerja anggota tubuh dengan baik.
3. Hindari rokok dan konsumsi alkohol
Rokok dan alkohol menjadi pemicu utama dari terjadinya menopause sejak dini. Kandungan zat berbahaya dari rokok dan alkohol hanya merusak sistem reproduksi pada manusia.
Hal ini berdampak serius pada kesehatan manusia dan mengancam keselamatan jiwa.
Melansir dari womenshealthmag.com, seorang Dokter Spesialis Kandungan (Obgyn) Carolina Sueldo mengatakan bahwa “Konsumsi alkohol berat dan konsumsi kafein berat semuanya telah dikaitkan dengan penurunan kesuburan,” pungkasnya.
Dalam pernyataan tersebut dijelaskan bahwa penggunaan alkohol dan rokok akan mempengaruhi kesuburan pada wanita, sehingga tidak dapat mengoptimalkan proses reproduksi yang terjadi di dalam rahim.
4. Hindari penggunaan body care dan skin care dengan bahan kimia berlebih
Penggunaan body care dan skin care dengan bahan kimia yang berlebih dapat membahayakan kesehatan manusia. Umumnya, semua bahan yang dipergunakan adalah bahan alami dan sudah teruji secara dermatologis akan keamanan dan kelayakan untuk dipergunakan.
Namun, banyak ditemukan kasus pengedaran bahan kosmetik, sabun mandi, hingga alat kecantikan lainnya yang tidak memenuhi syarat kelayakan untuk digunakan. Hal tersebut akan mempengaruhi hormon endokrin dan mempercepat terjadinya menopause pada wanita.
5. Hindari konsumsi junk food
Konsumsi junk food yang berlebihan akan mengacu pada terjadinya penyakit kronis seperti kanker, diabetes, dan lainnya. Risiko yang dihasilkan dari junk food akan mempercepat proses menopause sejak dini.
Perilaku yang terbiasa mengonsumsi makanan junk food dan tidak memiliki kandungan nutrisi, akan berdampak buruk bagi kesehatan dalam jangka panjang. (Maharani Dwi Puspita Sari)