Katarak/JEC
Health

Ciri dan Gejala Katarak, 51% Penderita Tak Sadar Hingga Berpotensi Alami Kebutaan

Mutiara Nabila
Jumat, 28 Juni 2024 - 17:12
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA — Penyakit katarak menjadi momok terbesar gangguan penglihatan di dunia, termasuk Indonesia. Terlebih, Indonesia menjadi negara dengan penderita katarak terbanyak kedua di dunia.

Berdasarkan data WHO, pada 2020 saja, secara global, lebih dari 100 juta orang menderita katarak dan 17 juta di antaranya mengalami kebutaan. 

Di Indonesia, Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia (Perdami) menyebut penyandang kebutaan berjumlah 1,6 juta orang, dengan sekitar 80 persen disebabkan oleh katarak. 

Adapun, pada sebagian besar kasus katarak yang tidak tertangani disebabkan oleh ketidaksadaran penderita katarak bahwa mereka telah memiliki penyakit tersebut.

Kementerian Kesehatan menyebut, selain alasan utama tidak menyadari menyandang katarak (51,6 persen), kemudian keengganan pasien juga lantaran ketidakmampuan membiayai (11,6 persen) dan takut operasi (8,1 persen).

Katarak merupakan gangguan mata yang menyebabkan lensa mata menjadi keruh. Gangguan ini membuat cahaya tidak dapat melewatinya dengan benar sehingga menyebabkan penglihatan buram, berbayang, dan silau. 

Kesadaran tentang katarak yang masih terbatas memunculkan anggapan bahwa penyakit ini hanya diderita oleh lansia. Padahal, katarak dapat terjadi pada siapa saja tanpa memandang usia.  

Ketua Seksi Penanggulangan Buta Katarak (SPBK) Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia (Perdami), dr. Ahmad Ashraf Amalius mengatakan, meski banyak ditemukan pada pasien berusia di atas 50 tahun, sesungguhnya katarak tidak mengenal umur. Sebab, katarak juga bisa terjadi karena kondisi-kondisi tertentu. 

"Semua orang bisa terkena katarak, dan penanganannya hanya melalui tindakan operasi. Karenanya, kita harus melakukan sosialisasi dan edukasi yang masif kepada seluruh lapisan masyarakat," ujarnya dalam Media Gathering, Kamis (27/6/2024).

Adapun, gejala umum gangguan katarak meliputi:

1. Penglihatan buram seperti berkabut, hingga tidak bisa melihat sama sekali

2. Sensitif terhadap sinar atau cahaya

3. Sering merasa harus berganti kacamata, karena merasa ukuran minus, plus, atau silindernya mudah berubah

4. Pada keadaan terang, penglihatan terasa silau

5. Penglihatan di ruangan remang lebih jelas dibandingkan di ruangan terang

Lantas bagaimana mengatasinya?

Direktur Utama RS Mata JEC Kedoya DR. Dr. Setiyo Budi Riyanto mengatakan, operasi katarak adalah tindakan medis minim risiko dan merupakan investasi terbaik untuk menjaga kesehatan mata yang sudah pernah terkena katarak.

"Saat ini, operasi katarak sudah bisa dilakukan dengan teknologi tinggi, menggunakan mesin maupun laser. Sehingga pasien tidak lagi memiliki luka jahitan dan penyembuhan juga bisa menjadi lebih cepat," kata Dr. Budi.

Penulis : Mutiara Nabila
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro