Stetoskop dokter/kemenkes
Health

Dokter Wanita 76% Lebih Berisiko Bunuh Diri

Mutiara Nabila
Kamis, 22 Agustus 2024 - 17:14
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA -- Sebuah studi terbaru di 20 negara menunjukkan adanya risiko bunuh diri yang signifikan lebih tinggi pada dokter wanita dibandingkan dengan populasi umum. 

Sttudi yang dipublikasikan di BMJ Journal tersebut mengatakan bahwa meskipun tingkat bunuh diri di kalangan dokter telah menurun dari waktu ke waktu, dan risiko bervariasi di berbagai negara dan wilayah, namun hasilnya menyoroti perlunya penelitian dan upaya pencegahan yang berkelanjutan.

Menurut perkiraan sebelumnya, satu dokter meninggal karena bunuh diri setiap hari di AS, dan sekitar satu setiap 10 hari di Inggris, tetapi bukti tentang tingkat bunuh diri untuk dokter tidak konsisten di berbagai negara.

Untuk mengatasi hal ini, para peneliti yang dipimpin oleh University of Vienna di Austria menganalisis hasil studi observasional yang diterbitkan antara 1960 dan 2024 yang membandingkan tingkat bunuh diri di antara dokter dengan masyarakat umum.

Sebanyak 39 studi dari 20 negara disertakan dalam penelitian tersebut. Hasilnya, para peneliti tidak menemukan peningkatan keseluruhan dalam risiko bunuh diri untuk dokter pria dibandingkan dengan masyarakat umum. 

Namun, untuk dokter wanita, risiko bunuh diri secara signifikan lebih tinggi, hingga 76%, dibandingkan dengan masyarakat umum. 

Meskipun tidak ada peningkatan keseluruhan yang ditemukan di antara dokter pria jika dibandingkan dengan masyarakat umum, analisis data terpisah mengungkapkan bahwa dokter pria memang memiliki risiko bunuh diri yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok profesional lain dengan "status sosial ekonomi yang sama".

Analisis dari 10 studi terbaru yang dibandingkan dengan studi lama juga menunjukkan penurunan tingkat bunuh diri dari waktu ke waktu terjadi baik untuk dokter pria maupun wanita.

“Secara keseluruhan, studi ini menyoroti kebutuhan berkelanjutan untuk tindakan pencegahan bunuh diri di kalangan dokter,” tulis tim peneliti dalam penelitian tersebut.

Beberapa faktor penyebab peningkatan risiko bunuh diri pada dokter salah satunya setelah pandemi Covid-19 yang telah memberikan tekanan tambahan pada kesehatan mental dokter, yang berpotensi memperburuk faktor risiko bunuh diri seperti depresi dan penggunaan zat terlarang. 

Menanggapi studi tersebut, dilansir The Guardian Doctors in Distress, sebuah badan amal yang menawarkan dukungan kepada pekerja layanan kesehatan, mengatakan, dengan tingkat bunuh diri yang terus tinggi di kalangan dokter wanita artinya membutuhkan perhatian yang sangat mendesak dari para peneliti, pemimpin kesehatan, dan pembuat kebijakan. 

Selain itu, perlu juga studi yang lebih komprehensif untuk mengeksplorasi kemungkinan faktor penyebab lain seperti diskriminasi dan pelecehan seksual, untuk mengkarakterisasi mereka yang berisiko paling tinggi, dan untuk mengembangkan dan mengevaluasi intervensi khusus gender untuk melindungi kesehatan mental dokter wanita.

Baru-baru ini di Indonesia sendiri, seorang dokter perempuan peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) di Universitas Diponegoro Semarang dikabarkan meninggal dunia, dengan salah satu penyebabnya adalah perundungan. 

Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin bahkan juga mengungkapkan bahwa ada banyak peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) yang ingin melakukan bunuh diri. 

Oleh karena itu, Menkes meminta semua pihak agar menghentikan praktik perundungan dalam bentuk apapun, termasuk pada profesi dokter. Menurutnya, perundungan dapat mengakibatkan hidup seseorang jadi tertekan.

Penulis : Mutiara Nabila
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro