Bisnis.com, JAKARTA - Hujan deras yang sering terjadi secara tiba-tiba berdampak pada kesehatan pernapasan dengan memicu asma, alergi, dan infeksi THT akibat kelembapan dan suhu yang berfluktuasi.
Gejala umum termasuk batuk, bersin, infeksi telinga, dan masalah keseimbangan. Tindakan pencegahan seperti irigasi hidung dan tetap terhidrasi disarankan untuk meredakan gejala.
Dilansir dari timesofindia, (Artikel Milik: Dr Rajesh Dhir, Spesialis THT Senior di HearClear)Meningkatnya curah hujan yang tiba-tiba menjadi kejadian umum akhir-akhir ini. Terkadang basah kuyup di tengah hujan yang terlalu dini tidak dapat dihindari, namun hal ini dapat menimbulkan sejumlah masalah kesehatan pada seseorang dan secara khusus dapat berdampak pada kesehatan pernafasannya.
Disertai dengan perubahan kelembapan dan suhu berkali-kali, hujan yang tiba-tiba dapat menyebabkan sesak napas dan sakit kepala.
Meskipun pilek, flu, dan iritasi tenggorokan sering terjadi akibat hujan, hal ini juga dapat memicu influenza dan memperburuk kondisi kesehatan yang mendasarinya serta memicu reaksi alergi pada orang tersebut.
Setelah memahami efek samping dari hujan yang tiba-tiba, mari kita selidiki lebih dalam kesehatan pernafasan yang diakibatkannya.
1. Asma
Cuaca hujan mendukung tumbuhnya serbuk sari yang mudah terbawa udara. Serbuk sari menjadi sangat mudah terhirup dan bertanggung jawab memicu asma alergi dengan berkembangnya gejala seperti batuk, mengi, dada sesak, sesak napas, berisik, dan napas cepat.
Selain serbuk sari, suhu atau kelembapan yang berfluktuasi, yang biasa terjadi akibat hujan tiba-tiba, juga dapat menyebabkan asma non-alergi. Hal ini sangat berdampak pada saluran pernapasan sehingga menyebabkan kemacetan dan iritasi di dalamnya.
2. Reaksi alergi
Hujan dapat memicu alergi, sehingga menyulitkan orang yang sudah menderita kondisi tersebut. Orang dapat mengalami hidung tersumbat yang parah, yang terlihat dalam bentuk bersin, hidung tersumbat, dan kesulitan bernapas. Segalanya bisa menjadi rumit ketika seseorang menunjukkan gejala seperti alergi tetapi hasil tesnya negatif untuk alergi tertentu.
Menurut para ahli, kondisi seperti itu merupakan indikasi rinitis non-alergi, yang umumnya disebabkan oleh perubahan suhu dan kelembapan secara tiba-tiba.
3. Infeksi THT & masalah keseimbangan
Mendorong kondisi hangat dan lembab, hujan mendorong pertumbuhan bakteri dan jamur yang bertanggung jawab menimbulkan infeksi terkait THT. Infeksi tersebut pada gilirannya dapat memicu sinus, otitis media yang ditandai dengan infeksi pada telinga tengah, dan tonsilitis.
Otomycosis juga sangat umum terjadi yang umumnya muncul akibat kondisi lembab berlebih. Disebabkan oleh infeksi jamur, umumnya menyerang saluran telinga bagian luar bahkan terkadang bisa mencapai telinga bagian dalam. Hal ini dapat menyebabkan gangguan pendengaran, gatal, sakit telinga, keluarnya cairan, dll pada orang yang menderita infeksi.
Masyarakat dapat melakukan tindakan pencegahan dengan menjaga telinga tetap kering hanya dengan menggunakan kain katun untuk menyeka telinga. Mereka juga harus menghindari mengutak-atik telinga dan memasukkan benda asing seperti peniti, cotton bud, dll ke dalam telinga.
Selain itu, perubahan suhu dan kelembapan yang tiba-tiba dapat semakin memperburuk situasi dan merangsang perubahan tekanan atmosfer, sehingga berdampak buruk pada keseimbangan telinga.
Hal ini dapat mengganggu sistem keseimbangan yang berada di telinga bagian dalam dan juga menyebabkan pusing, vertigo, dan masalah lain yang berkaitan dengan keseimbangan pada seseorang. Fluktuasi berbagai faktor lingkungan akibat hujan yang tidak terduga juga dapat menimbulkan kondisi yang disebut tinnitus, ditandai dengan rasa telinga berdenging terus-menerus.
Melihat kondisi kesehatan pernafasan yang memburuk, disarankan untuk mengunjungi dokter jika mengalami salah satu gejala yang disebutkan di atas untuk mendeteksi dan mengobati kondisi tersebut secara tepat waktu.
Selain itu, mereka juga dapat melakukan beberapa tindakan pencegahan berupa irigasi hidung, yang dapat membantu meringankan gejala secara signifikan. Caranya adalah dengan mengurangi pembengkakan saluran hidung dengan menyemprotkan larutan garam ke dalam hidung. Selain itu, dianjurkan juga untuk tetap terhidrasi untuk menjaga kelembapan saluran napas dan mengurangi timbulnya iritasi pada saluran pernapasan.