Pneumonia alias paru-paru basah/ayosehatkemkes
Health

Hari Pneumonia Sedunia 2024: Ini 6 Gejala Pneumonia pada Lansia

Mutiara Nabila
Selasa, 12 November 2024 - 19:09
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA — Setiap 12 November diperingati sebagai hari Pneumonia Sedunia. Tak hanya kerap diidap anak-anak, lansia juga tak kalah rentan terhadap penyakit ini.

Pneumonia pada lansia dapat dengan cepat menjadi serius dan mematikan. Pada Hari Pneumonia Sedunia, ketahui gejala infeksi yang menyerang satu atau kedua paru-paru ini, dan cara mencegahnya.

Pneumonia adalah infeksi yang menyerang salah satu atau kedua paru-paru, termasuk orang dewasa yang lebih tua. 

Seiring bertambahnya usia, sistem kekebalan tubuh akan melemah dan cenderung mudah terinfeksi semua jenis bakteri dan virus. 

Bakteri merupakan penyebab umum infeksi paru-paru ini pada orang dewasa. Pneumonia pada orang tua dapat dengan mudah menjadi parah bahkan bisa memyebabkan komplikasi ke penyakit lain.

Oleh karena itu pengobatan yang tepat waktu sangat penting. Masalahnya, tanda-tanda klasik infeksi pneumonia pada orang tua seperti demam dan batuk biasanya tidak muncul. 

Mengutip Health Shots, pneumonia adalah infeksi paru-paru parah yang menyebabkan peradangan pada kantung udara (alveoli) paru-paru. 

Pada kejadian pneumonia, alveoli dapat terisi cairan atau nanah, dan menyebabkan gejala seperti batuk dan demam. Penyakit ini dapat menyerang orang-orang dari segala usia, tetapi sangat berbahaya bagi orang lanjut usia karena sistem kekebalan tubuh yang lemah dan kondisi kesehatan lain yang memyertainya.

Penyakit ini dapat disebabkan oleh berbagai jenis bakteri, jamur, dan virus, tetapi bakteri merupakan salah satu penyebab paling umum infeksi ini pada orang dewasa.

Menurut US National Heart, Lung And Blood Institute, pneumonia bakteri merupakan bentuk yang paling umum, sering kali hanya menyerang satu bagian paru-paru.

Adapun, menurut American Lung Association, pneumonia memiliki empat tahap:

1. Kongesti: Ini saat alveoli terisi cairan, menyebabkan batuk ringan dan kelelahan.

2. Hepatisasi merah: Peradangan meningkat dan paru-paru tampak merah dan keras. Gejala memburuk, dengan batuk dan demam yang lebih parah.

3. Hepatisasi abu-abu: Respons imun berlanjut, dan paru-paru tampak abu-abu karena kerusakan sel darah merah.

4. Resolusi: Tubuh mulai mengatasi infeksi, dan gejala berangsur-angsur membaik.

Lalu, apa saja gejala pneumonia pada lansia?

Demam atau batuk berdahak merupakan gejala umum pneumonia. Namun, orang lanjut usia yang mengalami infeksi ini biasanya tidak mengalami gejala-gejala tersebut. Hal itu juga ditunjukkan dalam penelitian yang diterbitkan oleh US National Library Of Medicine pada 2021. 

Namun, tanda-tanda pneumonia yang mungkin terjadi pada lansia bisa dikenali antara lain:

- Kebingungan meningkat

- Kehilangan kesadaran sementara

- Sesak napas

- Napas cepat, lebih dari 30 kali dalam satu menit

- Jantung berdebar dengan denyut nadi lebih dari 120 kali per menit

- Masalah sirkulasi dengan hilangnya tekanan darah (nilai diastolik di bawah 60 mmHg)

Adapun, yang perlu menjadi perhatian adalah kemungkinan perburukan kondisi kesehatan yang sudah ada sebelumnya pada lansia.

Lansia dengan kondisi kronis yang mendasarinya seperti masalah jantung, penyakit paru obstruktif kronis, diabetes, atau penyakit ginjal kronis harus segera berkonsultasi dengan dokter jika mengalami infeksi ini.

Penanganan Pneumonia pada Lansia

Penanganan pneumonia pada pasien lansia meliputi:

1. Terapi antibiotik

Terapi ini disesuaikan dengan tingkat keparahan infeksi. Pada kasus rawat inap, diberikan kombinasi antibiotik seperti seftriakson dan azitromisin. Penting untuk menyelesaikan pengobatan dan memastikan pneumonia diobati secara tuntas.

2. Terapi oksigen

Orang yang mengalami infeksi ini mengalami kesulitan bernapas. Oleh karena itu, oksigen tambahan diberikan kepada mereka untuk mempertahankan kadar oksigen yang cukup. Setelah kadar oksigen meningkat, sistem kekebalan tubuh akan mampu melawan infeksi dengan lebih baik. Masker wajah, ventilasi mekanis, dan kanula hidung adalah beberapa cara terapi ini dapat diberikan.

3. Hidrasi dan nutrisi

Cairan dan makanan berprotein tinggi diperlukan untuk pemulihan. Konsumsi ayam, telur, dan kacang-kacangan merupakan pilihan yang baik untuk membantu pemulihan otot dan fungsi kekebalan tubuh. Jika mereka mengalami kesulitan menelan, berikan mereka makanan lunak seperti oatmeal, yogurt, atau kentang tumbuk.

Penulis : Mutiara Nabila
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro