Bisnis.com, JAKARTA - Polusi udara merupakan masalah global, terutama di daerah padat penduduk.
Polusi udara merupakan pemicu yang tidak terdengar tetapi berdampak bagi berbagai masalah kesehatan, termasuk penyakit dan gangguan autoimun.
Dilansir dari timesofindia, menghirup partikel halus (PM2.5), nitrogen dioksida (NO₂), dan racun lingkungan lainnya merupakan penyebab peradangan kronis, stres oksidatif, dan disregulasi imun.
Baca Juga Awas, Stres Jadi Pemicu Sakit Autoimun |
---|
Dampaknya terhadap kesehatan pernapasan dan kardiovaskular telah terdokumentasi dengan baik. Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa polusi memainkan peran utama dalam perkembangan penyakit autoimun.
Di sini, sistem imun menyerang jaringan tubuh dan dapat dipicu oleh polutan lingkungan termasuk partikel halus, nitrogen dioksida, dan logam berat.
Berikut adalah 5 penyakit autoimun yang dapat disebabkan oleh polusi:
1. Artritis Reumatoid (RA)
Menurut Dr. Aravind Badiger, Direktur Teknis, BDR Pharmaceuticals, “Polutan memicu reaksi peradangan, memperburuk kerusakan sendi, dan mempercepat perkembangan penyakit. Artritis Reumatoid adalah gangguan peradangan kronis yang memengaruhi sendi dan menyebabkan nyeri serta pembengkakan. Beberapa penelitian telah mengaitkan polusi udara dan polutan terkait lalu lintas dengan peningkatan risiko artritis reumatoid. Jenis polusi ini memicu peradangan sistemik dan stres oksidatif, yang menyebabkan respons imun yang berlebihan.”
2. Sklerosis Ganda (MS)
Toksin yang terhirup dapat memengaruhi sawar darah-otak, sehingga membuat seseorang berisiko mengalami neuroinflamasi. Sklerosis Ganda adalah gangguan neurologis di mana sistem kekebalan tubuh menyerang mielin (lapisan pelindung serabut saraf). Nitrogen dioksida khususnya telah dikaitkan dengan risiko sklerosis ganda. Polutan ini dapat menyebabkan peradangan kronis pada sistem saraf dan dapat mempercepat perkembangan penyakit.
3. Lupus (SLE)
Menurut Dr. Pooja Belani, Konsultan Rheumatologist Bhailal Amin General Hospital, racun lingkungan telah dikaitkan dengan kambuhnya penyakit dan memburuknya gejala (ruam kulit, kelelahan, radang organ).
"Lupus adalah penyakit autoimun yang dapat memengaruhi organ, termasuk kulit, ginjal, dan jantung. Penelitian telah menunjukkan bahwa polutan seperti benzena dan sulfur dioksida dapat berkontribusi terhadap meningkatnya risiko lupus. Polutan ini dapat menyebabkan mutasi genetik dan perubahan epigenetik yang dapat mengganggu sistem kekebalan tubuh. Selain itu, polusi perkotaan dapat memperburuk gejala lupus yang menyebabkan kelelahan dan kerusakan organ.”
4. Diabetes Tipe 1
Polusi udara dapat berperan dalam penghancuran sel beta pankreas, yang memicu serangan imun. Diabetes tipe 1 adalah penyakit autoimun di mana sistem imun menghancurkan sel-sel penghasil insulin. Tingkat polusi udara dan polutan perkotaan yang tinggi dapat memicu disfungsi imun, yang menyebabkan risiko diabetes tipe 1.
5. Penyakit Radang Usus (IBD)
Emisi perkotaan dapat mengubah mikrobiota usus dan membuat seseorang rentan terhadap peradangan usus kronis. Dari perspektif farmasi, terapi yang ditargetkan untuk menekan peradangan dan mengganggu disregulasi imun menjadi hal yang menarik. Biologis, imunomodulator, dan pengobatan presisi sedang dikembangkan untuk membalikkan pemicu lingkungan. Namun, pencegahan itu penting—sistem pemurnian udara, mengurangi paparan polutan, dan advokasi untuk mengurangi polusi di daerah perkotaan guna melindungi populasi yang rentan.
Penyakit radang usus disebabkan oleh peradangan kronis pada saluran pencernaan. Polusi udara dapat mengganggu mikrobiota usus, melemahkan usus, dan menyebabkan peradangan, yang semuanya dapat berkontribusi pada perkembangan penyakit radang usus. Interaksi antara autoimunitas dan polusi menyoroti pentingnya pendekatan perawatan kesehatan terpadu, di mana inovasi farmasi bertemu dengan tindakan kesehatan masyarakat.