Pedagang mengemas gula pasir di Pasar Minggu, Jakarta. Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Health

Apakah Stevia Lebih Sehat dari Gula Biasa?

Redaksi
Rabu, 7 Mei 2025 - 18:59
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Bagi sebagian orang, terutama jika Anda yang memiliki kadar gula darah tinggi atau sedang menjalani program penurunan berat badan, mengonsumsi makanan manis sering kali menjadi sebuah kendala.

Keinginan untuk menikmati cita rasa manis harus ditekan demi menjaga kesehatan atau mencapai target diet yang diinginkan. Namun, seiring dengan perkembangan di bidang nutrisi dan gaya hidup sehat, kini telah tersedia berbagai pilihan pemanis alternatif yang dapat digunakan sebagai pengganti gula.

Pemanis ini tidak hanya menawarkan rasa manis yang serupa dengan gula, tetapi juga memiliki keunggulan karena umumnya lebih rendah kalori dan tidak menyebabkan lonjakan kadar gula darah secara drastis.

Dilansir dari webmd.com, Rabu (7/5/2025) Stevia adalah pengganti gula yang terbuat dari daun tanaman Stevia rebaudiana dari Amerika Selatan. Daunnya mengandung bahan kimia yang disebut steviol glikosida yang memiliki rasa 1 manis dengan konsentrasi tinggi. Stevia memiliki kandungan sekitar 200 hingga 400 kali lebih manis dari gula biasa dan merupakan pemanis non-nutritif, yang berarti tidak mengandung karbohidrat, kalori, atau bahan buatan.

Anda dapat menemukan stevia dalam bentuk bubuk atau cair di supermarket dan toko makanan alami di bagian bahan kue atau makanan kesehatan. Tersedia dalam kemasan sachet (biasanya berwarna hijau), tetes cair, tablet yang mudah larut, dan produk yang bisa disendok, serta campuran untuk memanggang.

Apa Perbedaan Stevia dan Gula Biasa?

Dilansir dari sporked.com, Rabu (7/5/2025) berikut adalah perbedaan stevia dan gula biasa

  • Gula umumnya berasal dari tebu atau bit gula, sedangkan stevia berasal dari ekstrak daun tanaman Stevia rebaudiana.
  • Gula adalah karbohidrat dan menyumbang sekitar empat kalori per gram. Stevia adalah pemanis non-nutritif, yang berarti pada dasarnya bebas kalori dan tidak mengandung karbohidrat.
  • Stevia jauh lebih manis daripada gula, sekitar 200 hingga 400 kali lipat.
  • Gula dapat meningkatkan kadar gula darah karena dimetabolisme oleh tubuh. Stevia cenderung tidak meningkatkan kadar gula darah karena sebagian besar melewati tubuh tanpa dimetabolisme.
  • Gula telah lama digunakan sebagai pemanis secara global. Stevia telah digunakan sebagai pemanis selama berabad-abad di beberapa budaya, tetapi baru-baru ini mendapatkan popularitas di negara seperti AS.

Adakah Efek Samping Mengonsumsi Stevia ?

Dilansir dari verywellhealth.com, Rabu (7/5/2025) Stevia umumnya tidak menyebabkan efek samping pada kebanyakan orang. Namun, beberapa orang mungkin mengalami hal berikut saat mengonsumsi produk yang dimaniskan dengan stevia:

Stevia terkadang dapat menyebabkan mual, muntah, diare, kembung, dan sakit perut pada orang yang sensitif

Stevia terbukti menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi (tekanan darah tinggi). Tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa stevia menurunkan tekanan darah ke tingkat yang berbahaya pada orang dengan tekanan darah normal. Namun, mereka yang mengonsumsi obat penurun tekanan darah harus menyadari potensi stevia untuk meningkatkan efek obat tersebut.

Penelitian mengenai dampak stevia pada hati masih awal dan belum konklusif. Satu studi pada tikus menemukan adanya hubungan antara stevia dan sukralosa dengan peningkatan enzim hati. Namun, penelitian lebih lanjut pada manusia menunjukkan bahwa stevia dapat membantu mengurangi penanda penyakit hati.

Stevia Lebih Baik Daripada Gula?

Dilansir dari bbc.goodfood.com, Rabu (7/5/2025) Meskipun stevia pada umumnya tidak menambah kalori, tidak memengaruhi kadar gula darah atau insulin, dan tidak menyebabkan kerusakan gigi, sehingga mungkin menjadi pilihan yang lebih baik daripada gula, ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan.

Banyak produk stevia yang tersedia adalah ekstrak yang sangat dimurnikan. Proses ekstraksi dan pengolahan dapat mengubah sifat daun stevia utuh menjadi sesuatu yang berbeda. Ekstrak yang sangat halus ini dapat mempertahankan keinginan untuk makanan dan minuman manis, yang berpotensi menyebabkan konsumsi berlebihan.

Selain itu, efek jangka panjang dari pemanis buatan seperti stevia masih belum sepenuhnya dipahami, dan penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami sepenuhnya dampaknya terhadap proses metabolisme tubuh. Jadi, meskipun stevia murni memiliki beberapa keunggulan dibandingkan gula, penting untuk mengonsumsinya dalam jumlah sedang dan menyadari bahwa produk stevia olahan mungkin tidak selalu se-"alami" atau sehat seperti yang diklaim.

Dengan demikian, meskipun stevia dapat menjadi alternatif yang lebih sehat dibandingkan gula, penting untuk memilih produk yang paling alami dan menggunakannya secara bijak. (Siti Laela)

Penulis : Redaksi
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro