Petugas kesehatan bandara menerangkan protokol kesehatan kepada jemaah calon haji Indonesia di ruang tunggu Bandara Internasional King Abdulaziz Jeddah, Arab Saudi, Rabu (21/5/2025). Bisnis/Reni Lestari
Health

Ada 99 Jemaah Haji Indonesia Terserang Pneumonia, Kenali Gejalanya Sebelum Fatal

Mutiara Nabila
Sabtu, 24 Mei 2025 - 11:09
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Kesehatan mengungkapkan ada 99 jemaah haji Indonesia terserang pneumonia selama menunaikan ibadah di Tanah Suci, dan satu orang dilaporkan meninggal dunia.

Hal ini bisa menjadi berbahaya dan dapat berakibat fatal, terlebih jika tidak segera mendapat bantuan medis. Data tersebut dihimpun oleh Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI), baik Daerah Kerja (Daker) Makkah maupun Madinah per 20 Mei 2025, pukul.16.00 waktu Arab Saudi, yang menunjukkan bahwa jemaah yang terserang pneumonia tersebar di berbagai sektor dan kloter. 

Mereka saat ini sedang menjalani perawatan intensif di rumah sakit rujukan di Makkah dan Madinah, Arab Saudi.

“Kami mencatat adanya peningkatan kasus pneumonia di kalangan jemaah haji kita. Dari 99 kasus pneumonia, ada satu jemaah yang meninggal dunia karena penyakit tersebut. Ini adalah kondisi yang harus diwaspadai, karena dapat berkembang menjadi lebih serius, jika tidak ditangani dengan cepat dan tepat,” ujar Liliek Marhaendro Susilo, Kepala Pusat Kesehatan Haji, dalam keterangan resmi Kemenkes, Rabu (21/5/2025).

Pneumonia adalah peradangan pada kantung-kantung udara di paru-paru (alveoli) yang dapat disebabkan oleh bakteri, virus, atau jamur. 

Di lingkungan ibadah haji yang padat dan dengan suhu panas ekstrem, risiko penularan infeksi pernapasan menjadi lebih tinggi.

KKHI mengidentifikasi beberapa faktor risiko yang bertendensi sebagai pencetus kasus pneumonia di kalangan jemaah haji, antara lain:

1. Suhu panas ekstrem di Makkah dan Madinah yang berkisar antara 41-47 derajat celcius. Suhu udara yang tinggi ini, jika dibarengi dengan kekurangan asupan cairan dapat menyebabkan dehidrasi yang bisa membuat tubuh lebih rentan terhadap infeksi.

2. Kelelahan fisik, dengan rangkaian ibadah haji yang padat, dari mulai lamanya perjalanan, umroh wajib hingga puncak di Armuzna, membutuhkan stamina fisik yang kuat, sehingga kelelahan dapat menurunkan sistem kekebalan tubuh.

3. Keramaian massa, penularan penyakit dengan kepadatan jemaah haji hingga jutaan orang dapat meningkatkan risiko penularan virus atau bakteri penyebab pneumonia.

4. Riwayat penyakit penyerta (komorbiditas), jemaah dengan riwayat diabetes, hipertensi, penyakit jantung memiliki risiko lebih tinggi.

Gejala Pneumonia

Oleh karena itu, terutama jemaah haji, tidak boleh menyepelekan beberapa gejala pneumonia, yang di antaranya mirip dengan flu.

Gejala umum pneumonia pada orang dewasa termasuk demam, menggigil, sesak napas, nyeri dada saat bernapas, peningkatan denyut jantung dan pernapasan, mual, muntah, diare, dan batuk yang sering menghasilkan dahak berwarna hijau atau kuning.

Pneumonia bisa saja bergejala ringan. Tapi itu juga bisa sangat serius, terutama jika Anda tidak segera mengobatinya.

Sangat penting untuk berkonsultasi dengan dokter Anda segera jika mengalami gejala berikut:

1. Demam dan batuk berdahak tidak membaik atau memburuk dalam jangka waktu tertentu

2. Anda mengalami kesulitan bernapas saat melakukan tugas sehari-hari atau saat beristirahat

3. Anda mengalami nyeri dada saat bernafas

4. Kondisi Anda memburuk tiba-tiba setelah sembuh dari pilek atau flu

5. Anda memiliki sistem kekebalan yang lemah, pernah menjalani transplantasi organ atau transplantasi sel induk (sumsum tulang), atau jika Anda minum obat yang menekan sistem kekebalan

6. Anda sudah memiliki masalah medis mendasar seperti penyakit jantung, diabetes, atau penyakit paru-paru kronis

7. Anak kecil atau orang dewasa yang lebih tua > 65 tahun.

8. Merasa kebingungan bersama dengan gejala pernapasan, terutama pada orang tua.

“Kami ingatkan tak bosan-bosan kepada jemaah untuk selalu waspada. Gunakan masker ketika batuk-pilek dan di area keramaian. Cuci tangan dengan sabun/hand sanitizer sebelum dan sesudah beraktivitas. Minum air putih/zam-zam sedikit demi sedikit hingga 2 liter sehari. Yang mempunyai komorbid dan sudah minum obat rutin, jangan lupa obatnya diminum secara teratur,” ujar Liliek.

Dia juga berpesan bahwa puncak ibadah haji saat Armuzna memerlukan stamina yang tinggi, sehingga jemaah diimbau untuk mengurangi ibadah sunnah seperti umroh yang berulang kali. 

"Simpan energi dan jangan terlalu capek. Jangan merokok di sembarang tempat, hormati orang lain yang tidak merokok," tegasnya.

Liliek juga mengimbau agar segera melapor dan memeriksakan diri saat kurang enak badan ke petugas kesehatan haji dan pos kesehatan.

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro