Bisnis.com, SENTUL- Sebagian besar orangtua masih merasa tabu atau jengah untuk membicarakan pendidikan seks kepada anaknya. Padahal, pendidikan seputar seksualitas sebaiknya diberikan sejak dini, setidaknya sebelum masa puber anak.
"Pendidikan seks harus dilakukan sebelum anak memasuki masa puber. Saat itu, orangtua sudah seharusnya mulai mendampingi anak untuk membicarakan hal tentang seksualitas," tutur psikolog Vera Itabiliana Hadiwidjojo.
Berdasarkan hasil polling yang dilakukan oleh Laurier, merek pembalut dari PT Kao Indonesia, kepada 189 responden remaja putri (13-19 tahun) yang berasal dari 68 kota di seluruh Indonesia, 79% remaja selalu berkomunikasi dengan orangtua.
Namun, komunikasi itu hanya untuk membahas mengenai topik sekolah (22%) atau agama (19%). Umumnya, remaja sangat sulit berbicara atau membahas tentang hal-hal yang dihadapi ketika pubertas, seperti seks (25%), pacar (21%), tren (17%), dan pergaulan (11%) kepada orangtua.
Sekitar 60% remaja merasa lebih nyaman bertanya mengenai topik seputar seks, pacar, dan pergaulan ke teman atau sahabat mereka yang pada umumnya memiliki umur yang sama.
Padahal, temannya itu juga memiliki pengetahuan yang kurang lebih sama dengan remaja itu sendiri. Hasilnya bisa jadi salah informasi dan berakibat buruk ke depannya.
Tidak banyak siswa dan siswi yang sejak dini mendapatkan penjelasan tentang pubertas, kesehatan reproduksi, dan seksualitas. Padahal, pendidikan ini penting bagi seorang anak yang sedang mengalami masa transisi dari anak-anak menjadi remaja.
Pada umumnya, seorang remaja belum mencapai kematangan mental dan sosial sehingga mereka banyak menghadapi tekanan emosi dan sosial yang saling bertentangan.
Oleh karena itu, peran orangtua dan guru menjadi penting untuk mendampingi generasi penerus ini. Pendidikan ini bisa dimulai dari hal praktis, seperti menjaga organ reproduksi, menstruasi, dan pemahaman proses reproduksi.
Kemudian, bisa juga membahas dampak dari perilaku yang tidak bertanggung jawab, seperti kehamilan tak diinginkan, aborsi, dan penularan penyakit menular seksual, termasuk HIV. (Bisnis.com)
BACA JUGA: