Masyarakat yang tidak menyadari bahwa melakukan gerakan berulang-ulang dalam posisi yang salah dapat menyebabkan neuropati./bisnis.com
Fashion

NEUROPATI, Saat Kesemutan Menyerang

Puput Ady Sukarno
Minggu, 15 Juni 2014 - 22:55
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Apakah Anda sering merasa kesemutan? Kebas? Kram? Tangan Kaku? Mungkin saja Anda sebenarnya sedang mengalami gejala neuropati alias penyakit kerusakan saraf tepi.

Namun, kenyataan di lapangan, hampir sebagian besar masyarakat tidak akrab atau mengerti apa itu neuropati. Padahal gejala penyakit tersebut sangat dekat dengan aktivitas keseharian masyarakat.

Seperti yang dialami Sri Rahayu, seorang ibu rumah tangga di Surakarta, Jawa Tengah. Perempuan paruh baya itu, selama setahun terakhir sering mengalami kesemutan yang luar biasa dan terkadang tangan kanannya mati rasa, kalau memegang sesuatu seperti tidak terasa sehingga barang yang dipegangnya sering terjatuh.

Awalnya, kejadian kesemutan itu dianggapnya hal yang biasa hingga suatu ketika sakitnya tidak tertahankan dan sering kambuh dan terpaksa harus dilarikan ke rumah sakit untuk pemeriksaan.Hingga akhirnya, informasi dari dokter diketahuilah bahwa saraf di tangan ibu dua orang anak ada yang terjepit.

Belakangan, diketahui bahwa selama membuat makanan jajanan itu, ibu itu sering mengaduk adonan menggunakan tangan kanannya secara berulang-ulang. Ternyata kebiasaan itulah yang menyebabkan dia terkena neuropati.Meskipun istilah neuropati terasa asing, namun sebenarnya angka kejadian penyakit itu ternyata justru tinggi, terutama pada orang-orang yang tinggal di kota besar.

Menurut riset yang dilakukan PT Merck, lebih dari 50% prevalensi neuropati diderita satu dari dua orang berusia di atas 30 tahun, dan 25% atau satu dari empat orang mulai merasakan gejala neuropati pada usia 26-30 tahun.

"Tingginya prevalensi kerusakan saraf tepi pada masyarakat perkotaan dikarenakan faktor gaya hidup," tutur Irwan Wijaya, Group Brand Manager Divisi Consumer Health PT Merck, pada pekan ini.

Menurut Irwan, hasil survei tersebut dilakukannya pada 900 responden pria dan wanita berusia 30-50 tahun, di enam kota besar  yakni Jakarta, Bandung, Medan, Surabaya, Makasar dan Palembang.Responden menyatakan bahwa mereka menghabiskan sebagian besar waktunya dengan menjalani aktivitas dan gaya hidup penyebab neuropati, seperti kesemutan dan kebas.

"Mereka yang sehari-hari menghabiskan waktunya dengan mengetik di gadget, baik smartphone maupun tablet, sebanyak 75% di antaranya mengaku merasakan kebas dan 64% merasakan kesemutan," ujarnya.

Lainnya adalah perempuan yang sering memakai sepatu hak tinggi, ditemukan sekitar 79% di antaranya merasakan kebas dan 67% kesemutan."Gejala-gejala itu diakui oleh 67% responden sering timbul ketika atau pasca aktivitas dengan gerakan berulang terus-menerus, saat cuaca dingin dan ketika bangun pagi," tuturnya.

SARAF OTONOM

Ketua Kelompok Studi Neurofisiologi dan Saraf Tepi Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia (Perdossi), Manfaluthy Hakim mengatakan neuropati adalah istilah untuk kerusakan saraf tepi yang disebabkan oleh penyakit, trauma pada saraf, atau dapat juga karena komplikasi dari suatu penyakit sistemik.

Menurutnya neuropati umumnya lebih berisiko pada orang usia tua dan penderita diabetes. Namun, lanjutnya dengan meningkatnya gaya hidup pemicunya, gejala neuropati kini sudah banyak dialami oleh orang usia lebih muda, bahkan sebelum melewati usia 30 tahun.

"Kerusakan saraf tepi dapat mengakibatkan mati rasa di bagian ujung-ujung tubuh, misalnya pada kaki atau tangan," ujarnya. Bahkan, jika sudah dalam kondisi parah, penyakit ini akan menyebabkan kerusakan saraf otonom, seperti jantung dan peredaran darah juga akan terganggu.

Menurutnya, banyak masyarakat yang tidak menyadari bahwa melakukan gerakan berulang-ulang dalam posisi yang salah dapat menyebabkan neuropati.

Ketua Umum Perdossi Pusat dan Konsultan Neurologis,  dokter Mohammad Hasan Machfoed mengatakan neuropati dapat dicegah dengan perbaikan gaya hidup melalui upaya gizi seimbang, olah raga teratur, dan istirahat cukup. Lainnya adalah mengkonsumsi vitamin neurotropik sekali sehari sejak dini secara teratur.

"Vitamin neurotropik terdiri dari vitamin B1, B6, dan B12 yang berfungsi memperbaiki gangguan metabolisme sel saraf, dan memberikan asupan yang dibutuhkan supaya saraf dapat bekerja dengan baik," ujarnya.

Editor : Fatkhul Maskur
Bagikan

Tags :


Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro