Bisnis.com, JAKARTA - Nama Adolf Hitler lebih melekat dengan citra negatif. Dikenal sebagai diktator yang menewaskan jutaan orang selama Perang Dunia II di Eropa, pemimpin Partai Nazi itu kerap dicap sebagai salah satu tokoh yang paling dibenci dalam sejarah dunia.
Mungkin tidak banyak yang mengetahui sebelum namanya melejit di dunia perpolitikan, Sang Führer lebih tertarik pada dunia seni. Passion-nya di bidang seni rupa telah menghasilkan ratusan karya lukis dan kartu pos yang membuatnya bertahan hidup di Vienna sepanjang 1908—1913.
Pekan ini, sebuah lukisan dari cat minyak yang dipercaya sebagai buah tangan Hitler mencuri perhatian khalayak seni. Lukisan tersebut bakal ditawarkan di rumah lelang Weidler di Nuremberg, Jerman dengan harga pembukaan senilai 60.000 euro atau sekitar US$74.000.
Satu hal yang membuat lukisan berukuran 63x48 cm itu menarik adalah sosok perempuan di dalamnya. Karya yang bertandatangan ‘A. Hitler, 1916’ itu merefleksikan seorang gadis Prancis bernama Charlotte Lobjoie.
Menurut catatan Werner Maser—sejarahwan Hitler yang wafat pada 2007—Lobjoie adalah mantan kekasih Hitler, saat dirinya bertugas di Prancis pada era Perang Dunia I. Namanya mungkin tidak sepopuler Eva Braun, kekasih yang dipercaya ikut bunuh diri bersama Hitler di Führer Bunker, Berlin pada 30 April 1945.
Namun, Lobjoie menjadi muse atau inspirasi Hitler di balik lukisan Portrait of a Girl, yang kondisinya sedikit rusak dan pernah dibeli oleh kelompok industrialis Flemish pada 1967 serta pernah dipamerkan di beberapa galeri seni di Jepang.
Baca Juga Jokowi : Masa Kaos Bisa Ganti Presiden? |
---|
Lukisan tersebut menggambarkan seorang perempuan muda yang mengenakan scarf merah sebagai kerudung. Wajahnya tidak begitu jelas karena terhalang oleh bayangan gelap, dan dia terlihat sedang memegang garpu rumput dengan latar belakang perdesaan.
Hidup dari Lukisan
Perempuan itu digambarkan memakai kemeja warna terang dengan cutting sangat rendah, sehingga mempertontonkan sebagian belahan dadanya. Menurut pernyataan resmi Weidler, lukisan itu memberi insight tentang sisi lain dari Hitler yang belum banyak diketahui publik.
“Tidak banyak yang tahu, Hitler menghidupi diri dengan bekerja sebagai pelukis pada dekade 1920-an, sebelum naik ke kursi penguasa Jerman dan memantaik Perdang Dunia II di Eropa,” papar rumah lelang tersebut.
Sebenarnya, lukisan mantan kekasih itu bukan karya pertama Hitler yang ‘menang banyak’ di ajang lelang di Jerman. Dikutip dari Reuters, pada 20 Juni 2015, Weidler menjual sebuah lukisan Kastil Nauschwansterin di Bavaria yang dibuat dari cat air.
Lukisan itu juga memiliki tanda tangan A. Hitler dan dipercaya sebagai salah satu karya yang hilang dari mantan pemimpin Nazi tersebut. Karya tersebut terjual senilai 391.000 euro (hampir US$450.000) dalam lelang tiga tahun lalu itu.
Jiwa Seni
Sebelum berkiprah di dunia politik, Hitler sebenarnya lebih ingin menjadi seniman. Keseriusannya itu dibuktikan dengan mengikuti ujian masuk ke insitut seni bergengsi, Academy of Fine Arts Vienna di Austria.
Namun, dia ditolak dua kali oleh institut tersebut yaitu pada 1907 dan 1908. Pasalnya, akademi menilai Hitler lebih bertalenta sebagai seorang arsitek ketimbang pelukis. Itulah mengapa dia lebih disarankan mendaftar ke Academies School of Architecture.
Sayang, Hitler menolak masukan tersebut karena itu sama saja dia harus kembali ke sekolah menengah yang pernah menendangnya keluar. Dia pun keukeuh menjadi pelukis. Setelah PD II, sebagian karyanya disita militer AS dan masih disimpan oleh Pemerintah AS hingga saat ini.
Mungkin tidak banyak yang tahu, beberapa karya Hitler pernah dipamerkan di Mueso Di Salo, Lombardini, Italia pada 2013. Pameran tersebut ditujukan untuk mengeksplorasi sisi liar dan jiwa seni dari Hitler, serta beberapa maestro lukis seperti Francis Bacon dan Francisco Goya.
Kritikus seni sekaligus kurator ekshibisi tersebut, Vittorio Sgarbi, mendeskripsikan karya-karya lukisan cat minyak Hitler sebagai ‘sampah’. Lukisan-lukisan tersebut baru pertama kali diungkap ke publik setelah didapatkan dari seorang kolektor pribadi di Jerman.
“[Lukisan Hitler] Itu seperti ‘sampah’ secara estetika. Karyanya benar-benar menggambarkan kondisi psikologisnya, yaitu; tidak ada keagungan, yang ada hanyalah penderitaan,” papar Sgarbi, tentang lukisan yang dipamerkan di pameran Museum of Madness tersebut.
Lukisan cat minyak yang dimaksud Sgarbi mengambarkan tentang dua orang pria dengan wajah galak; yang satu duduk dan yang lainnya berdiri. Lukisan berpalet gelap itu memperlihatkan kedua pria itu berada di koridor yang gelap dengan aura kelam, mencekam, serta menakutkan.
Karya-karya lukis Hitler telah banyak laku di berbagai rumah lelang Eropa beberapa tahun belakangan. Meskipun banyak kolektor pribadi yang tertarik memiliki buah karya Sang Führer, para kritikus kenamaan menyebut karya-karyanya sebagai ‘tanggung’ (mediocre).
Hal itu juga yang mungkin yang membuat Hitler ‘banting setir’ ke dunia perpolitikan setelah dua kali ditolak oleh Academy of Fine Arts Vienna di Austria karena dinilai kurang kompeten sebagai seniman. Selebihnya, dunia tahu apa yang terjadi pada Hitler setelah dia terjun ke dunia politik.