Bisnis.com, JAKARTA - Kita sering terjebak dalam berbagai mitos mengenai suatu penyakit yang bahkan bisa berlanjut dari generasi ke generasi meskipun berdasarkan penelitian ilmiah, hal itu tidak benar. Begitupun pada penyakit diabetes.
Diabetes Melitus (DM), penyakit gula atau penyakit kencing manis, merupakan kumpulan suatu gejala penyakit yang ditandai dengan meningkatnya kadar glukosa darah yang melebihi batas normal, secara menahun. Akibatnya, gula dalam darah tidak dapat digunakan oleh tubuh karena insulin yang diproduksi terlalu sedikit atau tubuh tidak dapat merespon kerja insulin.
Sulitnya, obat dari penyakit diabetes sampai saat ini belum ditemukan sehingga penderitanya harus menjalani pengobatan seumur hidup. Karena itu sangat perlu bagi setiap individu untuk memahami dan menghindari faktor-faktor risiko penyakit ini agar tidak mengidapnya.
Iman Asikin, Plt. Direktur P2PTM Kementerian Kesehatan mengungkapkan selama ini banyak masyarakat terjebak pada lima mitos yang berkaitan dengan penyakit diabetes. Yang pertama adalah adanya anggapan bahwa diabetes adalah penyakit oang tua.
"Padahal faktanya, penyakit diabetes itu tidak mengenal usia," ujar dia, belum lama ini.
Kemudian anggapan bahwa diabetes diturunkan menyilang, dari ibu ke anak laki-lakinya atau dari ayah ke anak perempuannya. Itu pun dipastikannya hanya mitos karena mereka yang terkena diabetes atau tidak, tergantung pada pola makan dan gaya hidup. Bila gaya hidup yang dijalani sehat, maka risiko diabetes dapat dihindari.
Mitos berikutnya adalah terlalu banyak makan makanan atau minuman manis merupakan penyebab utama diabetes. Padahal faktanya bukan hanya makanan dan minuman manis, makan yang berlebihan dan berdampak pada kegemukan (obesitas) juga bisa berakibat terjadinya diabetes, takni DM tipe 2.
Lalu, diabetes dengan obat tradisional lebih baik dari obat dokter. Itu juga mitos, karena faktanya, obat dokter dan obat tradisional sama-sama mempunyai efek samping sehingga sebaiknya tetap berkonsultasi dengan dokter.
Mitos yang kelima yakni diabetes dapat dicegah dengan makan buah yang banyak, padahal, tidak semua buah dapat dikonsumsi penderita karena sebagianya mengandung karbohidrat. Karena itu, penderita diabetes perlu mengatur jumlah yang dimakan.