Bisnis.com, JAKARTA - Lebih dari 5.000 orang bergerak bersama melawan neuropati di pelataran Museum PETA Bogor
Beragam kegiatan dilakukan mulai dari fun walk, layanan pemeriksaan kesehatan saraf, olahraga untuk kesehatan saraf (Neuromove).
Acara dihadiri oleh Kementerian Kesehatan RI, Pemerintah Kota Bogor, Dinas Kesehatan Kota Bogor, Ikatan Dokter Indonesia dan berbagai komunitas masyarakat.
Kegiatan ini merupakan rangkaian dari kampanye edukasi pencegahan neuropati dengan tema Bergerak Bersama #LawanNeuropati yang kembali diinisiasi oleh Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Seluruh Indonesia (PERDOSSI) dan Merck, perusahaan sains dan teknologi terkemuka.
Kegiatan Bergerak Bersama #LawanNeuropati tahun ini merupakan yang ketiga kalinya diadakan. Kegiatan Bergerak Bersama #LawanNeuropati dilakukan di kota Bogor bertepatan dengan acara puncak Pertemuan Ilmiah Nasional (PIN) PERDOSSI 2018.
Acara PIN PERDOSSI 2018 terdiri dari seminar edukasi bagi dokter spesialis saraf se-Indonesia dengan tema “Neurological Disease in The Human Life” dan acara puncak Bergerak Bersama #LawanNeuropati yang diikuti oleh para dokter spesialis saraf, anggota PERDOSSI, apoteker, anggota IDI, para bidan, para suster dan pasien neuropati serta berbagai komunitas kesehatan yang ada di Bogor dan daerah sekitarnya.
Ketua Umum PP PERDOSSI, Prof. Dr. dr. Moh. Hasan Machfoed, Sp.S(K), M.S, mengatakan neuropati merupakan kondisi gangguan dan kerusakan saraf tepi yang dapat disebabkan oleh trauma pada saraf, efek samping dari suatu penyakit sistemik, atau karena kekurangan vitamin B1, B6 dan B12.
"Neuropati dapat dicegah dengan mengkonsumsi makanan bergizi dan vitamin neurotropik, melakukan senam kesehatan saraf Neuromove secara rutin, istirahat cukup, dan cek kesehatan saraf sejak dini. Tema Bergerak Bersama #LawanNeuropati menjadi penting karena menunjukkan sinergi dan ajakan bagi semua pihak untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai neuropati. .” ujarnya dalam siaran persnya.
dr. Asijikin Iman Hidayat Dachlan, MHA, Sekretaris Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan RI, mengatakan, saat ini, Neuropati mulai diderita oleh mereka di usia yang lebih muda. Padahal Neuropati bisa dicegah, dengan cara menerapkan gaya hidup sehat untuk cegah penyakit dan lakukan deteksi dini.
"Lakukan CERDIK atau cek kesehatan secara berkala, Enyahkan asap rokok, Rajin aktifitas fisik, Diet sehat dengan kalori seimbang, Istirahat cukup, Kelola stress dengan baik. Sejak tahun 2016, Pemerintah juga telah mencanangkan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS). Ajak seluruh keluarga untuk melakukan aktifitas fisik selama 30 menit perhari, mengkonsumsi buah dan sayur serta periksa kesehatan secara rutin. Sebarkan kebiasaan baik ini kepada teman, tetangga dan lingkungan sekitar Anda.” tambahnya.
Catleya Febrinella, S.Si., MM., Apt – Ketua PD IAI Jabar, mengatakan IAI mendukung PERDOSSI dan Merck untuk sama-sama dilibatkan dalam mengkampanyekan kegiatan Bergerak Bersama #Lawan Neuropati yang melibatkan 1000 apoteker di Jawa Barat untuk turut berperan serta dalam memberikan edukasi kesehatan saraf tepi bagi masyarakat sepanjang acara berlangsung sebagai bentuk pengabdian kami kepada masyarakat Jawa Barat, terutama Kota Bogor dan sekitarnya.
Ir. Usmar Hariman, Plt Walikota Bogor, mengatakan, fenomena yang terjadi di masyarakat sekarang adalah meningkatnya kejadian Penyakit Tidak Menular (PTM), seperti neuropati yang disebabkan gaya hidup tidak sehat. Oleh karena itu, diperlukan suatu inovasi dari pemerintah untuk penanganan masalah kesehatan dan masalah lainnya. Kota Bogor mendukung warganya menjadi lebih sehat melalui olahraga. Saat ini, warga Bogor dapat memanfaatkan CFD dan Kebun Raya sebagai tempat untuk berolah raga. Selain itu, Pemerintah Kota Bogor telah menyediakan “Mobil Curhat” sebagai tempat untuk warga Bogor yang ingin berkonsultasi mengenai berbagai masalah, salah satunya masalah kesehatan.
“Mobil Curhat” telah berkeliling di Kota Bogor sejak tahun 2014 dengan memberikan konsultasi, edukasi, dan solusi kepada warga Bogor untuk mendukung GERMAS.”
Anie Rachmayani - Associate Director Marketing PT Merck Tbk mengatakan, menyambut hangat atas bergabungnya IAI bersama Merck dan PERDOSSI dalam menyebarkan edukasi pencegahan neuropati. Merck berkomitmen untuk mewujudkan kualitas hidup masyarakat yang lebih baik dan sehat lebih lama. Tahun ini mereka berpartisipasi dalam melakukan sebuah studi terbaru bernama Studi Klinis NENOIN yang telah dipublikasikan Asian Journal of Medicial Sciences 2018. Studi klinis ini telah membuktikan konsumsi kombinasi vitamin neurotropik dapat mengurangi gejala neuropati hingga 62,9% dan terbukti secara klinis bahwa mengkonsumsi kombinasi vitamin neurotropik lebih baik daripada mengkonsumsi vitamin B tunggal. "Dengan adanya hasil studi klinis ini, kami harap masyarakat dapat menjaga kesehatan sarafnya secara optimal dan memperbaiki kualitas hidupnya masing-masing dengan mengkonsumsi vitamin neurotropik melalui produk kami, Neurobion Forte.” ujarnya.
Ketua Pelaksana PIN PERDOSSI 2018, Dr. Zainal Arifin, Sp. S, MHKes, menjelaskan lebih lanjut mengenai puncak acara PIN PERDOSSI 2018, “Acara hari ini diikuti oleh lebih dari 500 dokter spesialis saraf, anggota PERDOSSI, 1.000 apoteker, dan 6 asosiasi profesional laiinya seperti IDI (Ikatan Dokter Indonesia), IIDI (Ikatan Isteri Dokter Indonesia), PDGI (Persatuan Dokter Gigi Indonesia), PPNI (Persatuan Perawat Nasional Indonesia), PERSADIA (Persatuan Diabetes Indonesia), IBI (Ikatan Bidan Indonesia) yang siap terjun langsung ke masyarakat untuk memberikan edukasi kesehatan saraf tepi dan pencegahan neuropati. Masyarakat juga akan difasilitasi untuk mendeteksi kesehatan sarafnya secara gratis melalui booth Neuropathy Check Point yang berlangsung sepanjang acara. Harapannya, acara ini dapat meningkatkan awareness masyarakat untuk mulai melakukan pencegahan neuropati.